kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.978.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.435   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.736   -94,43   -1,21%
  • KOMPAS100 1.079   -10,72   -0,98%
  • LQ45 789   -8,41   -1,06%
  • ISSI 262   -2,74   -1,04%
  • IDX30 409   -4,48   -1,08%
  • IDXHIDIV20 475   -5,51   -1,15%
  • IDX80 119   -1,13   -0,94%
  • IDXV30 129   -0,75   -0,58%
  • IDXQ30 132   -1,48   -1,11%

September Effect untuk Bitcoin Diprediksi Tak Terjadi Tahun Ini, Apa Alasannya?


Senin, 01 September 2025 / 15:53 WIB
September Effect untuk Bitcoin Diprediksi Tak Terjadi Tahun Ini, Apa Alasannya?
ILUSTRASI. Harga aset kripto Bitcoin (BTC) memiliki kecenderungan untuk anjlok di bulan September. Tren penurunan ini menjadi sebuah pola sejak 2013


Reporter: Chelsea Anastasia | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTAHarga aset kripto Bitcoin (BTC) memiliki kecenderungan untuk anjlok di bulan September. Tren penurunan ini menjadi sebuah pola sejak 2013, sehingga fenomena ini disebut September Effect. Sejak 2013, Bitcoin tercatat terkoreksi sebanyak 8 kali dari 12 kali bulan September, dengan rata-rata return -3,8%. 

Mengawali September 2025, pada Senin (1/9/2025) pukul 15.36 WIB, harga Bitcoin tercatat di US$ 109.513 atau terkoreksi 1,85% selama sepekan, meski naik 0,59% dalam 24 jam terakhir.

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan, tren pelemahan bagi Bitcoin ini biasanya terjadi lantaran banyak investor melakukan aksi ambil untung usai reli musim panas.

“Namun untuk September 2025, saya cukup optimistis tren negatif untuk Bitcoin bisa dipatahkan,” terangnya kepada Kontan, Senin (1/9/2025).

Baca Juga: September Effect: Ancaman Bitcoin atau Peluang Beli?

Meski Bitcoin mengalami koreksi pada Agustus 2025, Fyqieh menilai, hal tersebut justru bisa menjadi pondasi rebound bagi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini. Pasalnya, pola rebound ini terjadi pada 2017, yakni harga Bitcoin pada September berakhir positif setelah Agustus yang terpukul.

Hingga akhir bulan ini, sentimen yang perlu dicermati investor adalah ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini.

“Prospek suku bunga turun ini biasanya melemahkan dolar AS dan meningkatkan likuiditas, faktor yang menjadi angin segar untuk Bitcoin,” imbuh Fyqieh.

Sebab, pelonggaran moneter berarti likuiditas global membaik, dan sebagian di antaranya diperkirakan mengalir ke aset berisiko seperti kripto, termasuk Bitcoin.

Selain itu, Fyqieh menilai fundamental pasar kripto masih tergolong kuat. Ia memaparkan, menurut data on-chain Glassnode, indikator SOPR (Spent Output Profit Ratio) digunakan untuk melihat apakah investor menjual Bitcoin dalam kondisi untung (>1) atau rugi (<1).

Saat ini, SOPR baik untuk pemegang jangka pendek maupun jangka panjang bergerak stabil di sekitar level netral 1.0. “Ini menunjukkan sebagian besar pelaku pasar menjual Bitcoin hampir di harga beli, sehingga tidak ada tekanan jual yang signifikan,” jelas Fyqieh.

Baca Juga: Harga Bitcoin Terkoreksi di Tengah Hari Ini (26/8), Jelang Rilis Data PCE AS

Dus, hingga akhir September 2025, Fyqieh menaksir harga Bitcoin berpotensi bergerak di kisaran US$ 115.000 sampai US$ 130.000. 

Sementara itu, hingga akhir tahun, secara umum Fyqieh melihat prospek jangka menengah–panjang Bitcoin tetap bullish. Ini mengingat Bitcoin baru saja melewati halving ke-4 pada April 2024. 

Fyqieh menjelaskan, secara historis, puncak siklus harga Bitcoin biasanya terjadi sekitar 12–18 bulan setelah halving. “Dengan pola tersebut, banyak analis menilai bahwa kuartal IV-2025 berpotensi menjadi periode puncak berikutnya,” tandasnya.

Dus, ia memperkirakan Bitcoin bisa menyentuh US$ 150.000 pada akhir 2025.

Selanjutnya: Rupiah Menguat ke Rp 16.419 per Dolar AS pada Senin (1/9), Ini Sentimen Penopangnya

Menarik Dibaca: Mengulik Kandungan Nutrisi dan 5 Manfaat Makan Tomat bagi Kesehatan Tubuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×