kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

September deflasi, gerak rupiah cenderung stabil


Senin, 01 Oktober 2018 / 20:23 WIB
September deflasi, gerak rupiah cenderung stabil
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca pengumuman data ekonomi terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan deflasi pada September 2018, rupiah terkoreksi tipis Senin (1/10). Pada penutupan di pasar spot, rupiah melemah tipis 0,05% ke level Rp 14.911 per dollar Amerika Serikat (AS).

Berbeda dengan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah justru menguat 0,16% menjadi Rp 14.905 per dollar AS. BPS merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) bahwa pada September 2018 terjadi deflasi sebesar 0,18% month-on-month (MoM). Angka ini meningkat bila dibandingkan Agustus lalu yang deflasinya hanya menyentuh 0,05%.

Analis Valbury Asia Futures Lukman Leong mengatakan, pergerakan rupiah terbilang stabil namun tetap tertekan setelah munculnya data deflasi oleh BPS. "Nanti ada data tenaga kerja AS di akhir pekan, rupiah masih bergantung pada itu," ujarnya.

Pergerakan rupiah juga masih menunggu data International Monetary Fund (IMF) Manufacturing AS pada Selasa (2/10). Sebelumnya, pada pekan lalu AS merilis pertumbuhan ekonomi yang meningkat 4,2%, data Personal Consumption Expediture yang masih di atas 2%, dan belum lama The Fed juga menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin.

Vice President Economist Bank Permata Joshua Pardede mengatakan, walaupun berada dalam tekanan rupiah tetap akan tetap bertahan karena efek kenaikkan suku bunga oleh BI pekan lalu. "Bahkan di pasar obligasi foreign investor sudah masuk kembali di pasar obligasi, jadi ada faktor yang bisa menguatkan rupiah," jelasnya.

Selain itu menurutnya data deflasi BPS, penurunan harga pada bahan pangan cenderung akan terkendali dan dinilai membuat investasi lebih menarik karna return-nya lebih tinggi.

Pada Selasa (2/10), Lukman memproyeksi rupiah dalam rentang yang cukup kecil antara Rp 14.890-Rp 14.930 per dollar AS. Sedangkan Joshua memprediksi rupiah akan berada di level Rp 14.850-Rp 14.950 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×