kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sepi Sentimen, Mayoritas Bursa Asia Ditutup Terkoreksi Pada Jumat (25/11)


Jumat, 25 November 2022 / 19:46 WIB
Sepi Sentimen, Mayoritas Bursa Asia Ditutup Terkoreksi Pada Jumat (25/11)
ILUSTRASI. Indeks saham di Asia sore ini, Jumat (25/11) mayoritas ditutup turun.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks saham di Asia sore ini, Jumat (25/11) mayoritas ditutup turun. Menurut Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia, penurunan ini terjadi di tengah sepinya sentimen pada saat bursa saham di AS tutup merayakan hari libur nasional Thanksgiving. Selain itu, penurunan bursa saham Asia juga dipicu oleh semakin dalamnya rasa khawatir mengenai prospek ekonomi di kawasan Asia.

Investor terus memantau pemberlakuan kebijakan lockdown di China untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Setiap kebijakan yang di ambil pemerintah China akan berdampak besar bagi seluruh kawasan Asia.

Sementara itu, di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Jepang, Japanese Government Bond (JGB) bertenor 10 tahun  naik 0,5 basis points (bps) menjadi 0,25% atau tepat di batas atas kisaran target yang di tetapkan oleh Bank of Japan (BOJ).

Baca Juga: IHSG Turun ke 7.053 Pada Jumat (25/11), BBRI, CTRA, ICBP Paling Banyak Net Buy Asing

Pergerakan yield JGB bertenor 10 tahun ini bertolak belakang dengan pergerakan yield surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun yang turun menjadi 3,66%, terendah sejak tanggal 5 Oktober pasca rilis naskah pertemuan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve) yang memberi sinyal dovish.

Inflasi inti (core CPI) di Tokyo naik 3,6% year-on-year (YoY) di bulan November, laju tercepat sejak April 1982 dan lebih tinggi dari estimasi kenaikan 3,5%. Data ini memberi indikasi bahwa tekanan inflasi di Tokyo belum bisa dijinakkan, sehingga berpotensi mendongkrak inflasi nasional yang sudah mencapai tingkat tertingginya dalam 40 tahun.

Investor berspekulasi bahwa inflasi akan melebihi 2% tahun ini dan dapat bertahan di atas 2% sepanjang tahun depan. Dengan demikian, investor merasa yakin bahwa BOJ harus melakukan penyesuaian pada kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (yield curve control) dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×