Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di akhir pekan ditutup memerah. "Bursa saham global yang terkoreksi berdampak negatif terhadap psikologis pelaku pasar saham di dalam negeri, akibatnya transaksi jual masih cenderung mendominasi sehingga indeks BEI berada di area negatif," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, Jumat (1/4). IHSG sepekan ini mencetak penguatan 0,33%. Penutupan indeks di level 4.843,18 menunjukkan bahwa selama sepekan indeks mengalami kenaikan 16,09 poin dibandingkan dengan penutupan pada akhir pekan lalu di level 4.827,09. Berikut pergerakan IHSG selama sepekan:
Senin (28/3), IHSG tak kuasa melawan tekanan. Pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,52% menjadi 4.801,97.
Sesi I, IHSG jatuh semakin dalam di akhir sesi. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat merosot 1,22% menjadi 4.768,14. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,124 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 1,891 triliun.
Sesi II, IHSG belum mampu bangkit dari zona merah perdagangan awal pekan ini. Data RTI menunjukkan, indeks berakhir terkoreksi 1,11% atau 53,46 poin ke level 4.773,62. Perdagangan hari ini melibatkan 9,16 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,58 triliun.
Selasa (29/3), IHSG berhasil bangkit. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.09 WIB, indeks naik 0,18% menjadi 4.782,51. Volume transaksi pagi ini melibatkan 322,994 juta saham dengan nilai transaksi Rp 300,422 miliar saham.
Sesi I, IHSG hanya bergerak tipis di akhir sesi menjelang pengumuman kebijakan ekonomi ke-11 pemerintah. IHSG menguat 0,07% atau 3,31 poin ke level 4.776,94.
Sesi II, IHSG melanjutkan pelemahan dengan dibuka turun 0,13% atau 6,09 poin ke level 4.767,53.
Rabu (30/3), IHSG melaju ke zona positif. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.11 WIB, indeks mencatatkan kenaikan sebesar 0,32% menjadi 4.796,56. Volume transaksi melibatkan 419,643 juta saham dengan nilai transaksi Rp 532,980 miliar.
Sesi I, IHSGmasih terlihat sumringah. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,58% menjadi 4.808,96. Volume transaksi siang ini melibatkan 6,578 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,798 triliun.
Sesi II, HSG ikut berlari seiring penguatan bursa Asia. Data RTI menunjukkan, indeks berakhir naik 0,74% atau 35,35 poin ke level 4.816,65. Perdagangan hari ini melibatkan 11,07 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,80 triliun.
Kamis (31/3), IHSG dibuka tertekan pagi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 10.27 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,14% menjadi 4.809,63.
Sesi I, IHSG mengakhiri transaksi perdagangan sesi ini dengan pergerakan flat. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan tipis 0,01% menjadi 4.816,37.
Sesi II, IHSG melanjutkan penguatannya. Data RTI menunjukkan, indeks berakhir naik 0,60% atau 28,71 poin ke level 4.845,37. Perdagangan di hari terakhir Maret ini melibatkan 6,38 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,89 triliun.
Jumat (1/4), IHSG dibuka di zona merah. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.12 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,44% menjadi 4.823,94. Volume transaksi pagi ini melibatkan 391,824 juta saham dengan nilai transaksi Rp 380,981 miliar.
Sesi I, IHSG masih belum mampu bangkit di akhir transaksi perdagangan. Data RTI menunjukkan, pada pukul 11.30 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,21% menjadi 4.835,29. Volume transaksi pagi ini melibatkan 2,097 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,451 triliun.
Sesi II, IHSG memerah di hari pertama kuartal kedua ini. Data RTI menunjukkan, indeks berakhir turun tipis 0,05% atau 2,185 poin ke level 4.843,186. Perdagangan akhir pekan ini melibatkan 4,43 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,68 triliun.
Rupiah
Rupiah dalam tren menguat selama sepekan ini setelah The Fed memberi komentar dovish. Data ekonomi dalam negeri juga mendukung penguatan rupiah. Dalam sepekan terakhir, rupiah berhasil menguat 0,68%.
Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, Tonny Mariano, mengungkapkan, rupiah dalam sepekan terakhir memang dalam tren menguat. Pada awal pekan, rupiah sempat mendapat tekanan oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yakni angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2015 yang naik menjadi 1,4% dari sebelumnya 1%.
Data ini membuat nilai tukar dollar AS melambung. Apalagi, di saat yang sama beberapa pejabat The Fed menyatakan optimisme terkait kenaikan suku bunga di bulan April ini. Minimnya sentimen dalam negeri membuat rupiah terus tertekan hingga pidato Gubernur The Fed, Janet Yellen pada Selasa lalu (29/3)
Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:
Senin (28/3), rupiah di pasar spot dibuka melemah 0,5% menjadi Rp 13.334 per dollar AS. Lalu, pada sore hari Namun, pada sore hari rupiah anjlok 0,73% ke level Rp 13.343 per dollar AS. Adapun kurs tengah Bank Indonesia memperlihatkan rupiah melemah 0,55% di angka Rp 13.323 per dollar AS.
Selasa (29/3), di pasar spot rupiah dibuka menguat 8 poin atau 0,06% ke Rp 13.335 per dollar AS. Selanjutnya rupiah melemah 2 poin atau 0,01% ke Rp 13.345 pada sore hari. Pelemahan rupiah ini terjadi setelah petinggi bank sentral AS (Federal Reserve) mengemukakan terbuka peluang kenaikan suku bunga akan dilakukan pada April 2016.
Rabu (30/3), rupiah menguat pada transaksi pagi. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.34 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.354 per dollar AS. Kurs JISDOR rupiah pagi ini menguat tipis 0,02% dari Rp 13.363 menjadi Rp 13.359. Pada sore hari, di pasar spot, rupiah menguat 1,04% ke level Rp 13.256 per dollar AS dari sebelumnya Rp 13.395, pukul 14.59 WIB. Kurs JISDOR ke Rp 13.359 per dollar AS atau menguat 0,03% dari sebelumnya yang Rp 13.363.
Kamis (31/3), rupiah melemah dibandingkan dengan posisi penutupan kemarin. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 10.46 WIB, nilai tukar rupiah berada di level 13.295 per dollar AS. Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs JISDOR menguat 0,6% menjadi 13.276 dari sebelumnya 13.359.
Pada penutupan, rupiah lanjutkan penguatan sejalan rontoknya dollar AS pasca-komentar dovish Gubernur Federal Reserve Janet Yellen. Di pasar spot pukul 15.59 WIB, rupiah ke level Rp 13.239 per dollar AS atau menguat 0,13% dari sebelumnya Rp 13.256 per dollar AS. Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs JISDOR menguat 0,6% menjadi 13.276 dari sebelumnya 13.359.
Jumat (1/4), rupiah juga menguat 32 poin atau 0.24% ke 13.207 pada pukul 08.03 WIB. Bloomberg Dollar Index mengemukakan rupiah ditutup menguat 0,54% atau 72 poin ke level Rp 13.167 per Dolar AS.
Emas
Emas global pekan cenderung naik. Pada Senin di pasar spot emas turun 7,80 Poin ke level US$ 1.213,80. Lonjakan terbesar terjadi pada Rabu, emas melonjak 15,7 poin ke level US$ 1.235,80 karena efek dari pidato Yellen. Agaknya emas Antam juga mengalami hal yang sama. Pada Rabu, emas Antam mengalami kenaikan Rp 9.000 menjadi Rp 572.000. Selama sepekan emas Antam mengalami kenaikan Rp 18.000. Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan:
Senin (28/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 545.000. Angka ini turun Rp 2.000 dari posisi harga Selasa (12/1).
Selasa (29/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 1 Rp 563.000. Angka ini naik Rp 18.000 dari posisi harga Senin (28/3).
Rabu (30/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 572.000. Angka ini naik Rp 9.000 dari posisi harga Selasa (29/3).
Kamis (31/3), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 563.000. Angka ini turun Rp 9.000 dari posisi harga Rabu (30/3).
Jumat (1/4), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 564.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Kamis (31/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News