Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Dalam sepekan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 49,84 poin (-1,04%). Investor asing membukukan total net sell sebesar Rp 403 miliar seminggu ini di mana angka penjualan terbesar terjadi di hari Kamis lalu.
Indeks mengalami tekanan signifikan pada awal pekan dan sempat mencoba bertahan di pertengahan. Christian Saortua, Analis Minna Padi Investama mengatakan, sentimen yang di keluarkan The Fed pada FOMC minutes kembali menekan IHSG di akhir pekan.
"Minggu depan saya melihat risiko pelemahan IHSG masih cukup signifikan. Hal ini terutama didukung dari beberapa data eksternal, seperti balance of trade Jepang dan BOJ monthly report yang diprediksi belum menunjukkan perbaikan," kata Christian.
Berikut pergerakan IHSG selama sepekan.
Senin (16/5), IHSG dibuka tak berkutik di awal pekan. Mengutip data RTI, pada pukul 09.15 WIB, indeks mencatatkan penurunan sebesar 0,4% menjadi 4.742,58. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 456,251 juta saham dengan nilai transaksi Rp 523,535 miliar.
• Ada banyak sentimen negatif yang melanda IHSG pada awal pekan ini. Salah satunya berasal dari data laporan keuangan emiten yang tidak mencapai target. "IHSG akan menguji support di 4.728. Hindari sektor perbankan dan industri dasar yang mencatatkan kinerja kurang memuaskan pada Q1 2016," ujar David Sutyanto, Analis First Asia Capital dalam Marker Research
Sesi I, IHSG masih belum berhasil bangkit dari zona merah di akhir sesi. Pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup dengan penurunan 0,6% menjadi 4.733,116. Volume transaksi siang ini melibatkan 1,711 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,107 triliun.
• Sepanjang sesi I, investor asing masih melepas saham. Di seluruh market, nilai penjualan bersih asing mencapai Rp 97,7 miliar. Adapun di pasar reguler, nilai penjualan bersihnya mencapai Rp 95,9 miliar.
Sesi II, IHSG memerah mengawali pekan ini. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,63% atau 30,153 poin ke level 4.731,56 pukul 16.14 WIB. Perdagangan melibatkan 3,79 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,86 triliun.
• IHSG terseret sentimen negatif yang masih melanda awal pekan ini. Salah satunya laporan keuangan emiten yang mengecewakan. Padahal, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Indonesia pada April 2016 mencatatkan surplus sebesar 667,2 juta dolar Amerika Serikat, yakni ekspor mencapai US$ 11,45 miliar sementara impornya US$ 10,78 miliar. Dari sisi eksternal, pergerakan IHSG data ekonomi China yang berada di bawah estimasi. Investasi, produksi pabrik dan penjualan ritel China pada bulan April tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan.
Selasa (17/5), IHSG berhasil rebound di tengah menghijaunya bursa regional. Mengacu data RTI, indeks naik 0,14% atau 6,628 poin ke level 4.737,77 pukul 09.28 WIB.
• Delapan dari 10 indeks sektoral menopang laju Ihsg pagi ini. Sektor industri dasar memimpin penguatan 0,91% dan diikuti pertambangan naik 0,55%, serta barang konsumsi naik 0,54%. Sementara, dua sektor yang memerah yaitu keuangan turun 0,61% dan perdagangan turun 0,08%. Meski menghijau, aksi jual asing mewarnai perdagangan. Di pasar reguler, net sell asing Rp 114,835 miliar dan net sell asing keseluruhan perdagangan Rp 113,936 miliar.
Sesi I, IHSG tak kuasa untuk bertahan berada di zona hijau. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,11% atau 5,415 poin ke level 4.726,147 pukul 12.00 WIB. Perdagangan sesi ini melibatkan 2,15 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,43 triliun.
• Tiga dari 10 indeks sektoral mampu menyeret IHSG. Sektor keuangan memimpin penurunan 1,31% dan diikuti aneka industri turun 0,34% serta perdagangan turun 0,03%. Sementara itu, tujuh indeks sektoral lain menghijau antara lain; pertanian naik 1,39%, konstruksi naik 0,66%, dan pertambangan naik 0,56%. Aksi jual asing masih mewarnai perdagangan di paruh pertama. Di pasar reguler, net sell asing sebesar Rp 163,777 miliar dan net sell asing keseluruhan perdagangan sebesar Rp 150,430 miliar
Sesi II, IHSG mengakhiri perdagangan hari ini dengan pelemahan tipis. Indeks berakhir 2,4 poin atau 0,05% lebih rendah dibandingkan dengan kemarin menjadi 4.729,16. Sebanyak 133 saham menyeret bursa ke zona merah, berbanding 130 yang menguat. Adapun 125 saham lainnya bergeming. perdagangan hari ini, 4,3 miliar saham berpindah tangan dengan nilai Rp 4,86 triliun.
• Hanya tiga sektor di IHSG yang merosot. Sektor keuangan turun 1,34%, diikuti infrastruktur sebesar 0,35% dan industri dasar 0,02%. Adapun tujuh sektor lainnya mengalami penguatan. Grup saham aneka industri menguat 1,67%, diikuti sektor agrikultur sebesar 1,2%.
Rabu (18/5), IHSG turun di tengah memerahnya sebagian besar saham Asia. Mengacu data RTI, indeks dibuka turun 0,06% ke level 4.725,741 pukul 09.37 WIB. Perdagangan melibatkan 1,007 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,06 triliun.
• "Bursa saham Asia yang cenderung melemah memberi dampak negatif bagi psikologis pelaku pasar di dalam negeri sehingga cenderung mengambil posisi lepas saham dan kembali menekan IHSG," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere dikutip dari Antara.
Sesi I, IHSG berhasil naik ke zona hijau. Mengacu data RTI, indeks berakhir naik tipis 0,10% ke 4,889 poin ke level 4.734,045 pukul 12.00 WIB. Perdagangan di rehat pertama ini melibatkan 2,54 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,69 triliun.
Sesi II, IHSG kembali bangkit. Meski tipis, indeks menguat 5,2 poin atau 0,11% menjadi 4.734,36.
Kamis (19/5), IHSG kembali tertekan di tengah fluktuasinya bursa regional pascarisalah Federal Reserve (The Fed). Mengacu data RTI, indeks dibuka terkoreksi 0,24% ke level 4.723,018 pukul 09.16 WIB. Perdagangan pagi ini melibatkan 556 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 717,5 miliar.
• Peningkatan utang luar negeri dan rencana pemangkasan anggaran menjadi sentimen negatif. BI Rate diperkirakan akan tetap pada level 6,75%. "Secara teknikal IHSG masih dalam tren konsolidasi setelah gagal rebound dalam beberapa hari terakhir. IHSG akan bergerak 4690 – 4770," ujar David Sutyanto, Analis First Asia Capital dalam Market Research.
Sesi I, IHSG tak berdaya pada sesi ini. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,71% atau 33,542 poin ke level 4.700,815 pukul 12.00 WIB. Perdagangan melibatkan 4,58 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,12 triliun.
Sesi II, aksi jual oleh investor asing menekan kinerja indeks hari ini. Sementara itu, pasar menunggu hasil rapat Bank Indonesia menentukan acuan bunga, indeks ditutup dengan pelemahan 30,14 poin atau 0,64% menjadi 4.704,22. Sebanyak 186 saham menyeret penurunan, berbanding 101 saham yang menguat. Adapun 86 saham lain bergeming. Hari ini, sebanyak 6,5 miliar saham berpindah tangan, dengan total transaksi Rp 9,33 triliun.
Jumat (20/5), IHSG bergerak fluktuasi di tengah sentimen prospek kenaikan suku bunga The Fed. Mengacu data RTI, indeks dibuka turun 0,05% ke level 4.702,565 pukul 09.21 WIB. perdagangan pagi ini melibatkan 552 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 516,9 miliar.
• Tujuh dari 10 indeks sektoral menghijau menahan pelemahan lebih dalamIHSG. Sektor industri dasar memimpin penguatan 1,22%. Kemudian diikuti infrastruktur naik 0,61%, dan pertambangan naik 0,33%.
Sesi I, IHSG berhasil naik ke zona hijau pasca-dibuka turun di sesi ini. Mengacu data RTI, indeks menguat tipis 0,10% atau 4,678 poin ke level 4.708,89 pukul 11.30. Perdagangan sesi I ini melibatkan 2,08 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,76 triliun.
• Enam dari 10 indeks sektoral menopang penguatan IHSG di perdagangan pagi. Sektor industri dasar naik 1,55%, manufaktur naik 0,71%, dan aneka industri naik 0,68%. Sementara itu, empat sektor sisanya memerah yaitu; perdagangan turun 0,75%, konstruksi turun 0,59%, dan keuangan turun 0,29%.
Sesi II, IHSG berhasil rebound di akhir sesi ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 16.00 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,16% menjadi 4.711,878. Volume transaksi perdagangan sore ini melibatkan 4,167 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,356 triliun.
• Pergerakan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa emerging hari ini. Lihat saja data sajian Bloomberg. Per pukul 09.10 waktu London, MSCI Emerging Market Index melonjak 0,5% menjadi 786,05.
Rupiah
Rupiah pekan ini tidak begitu menggembira. Biang kerok dari tersungkurnya rupiah adalah sajian risalah pertemuan FOMC yang menumbuhkan optimisme pasar dan meruntuhkan kekuatan domestik.
“Setelahnya, rupiah kehilangan daya tahan,” kata Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures. “Apalagi dari sisi domestik tidak ada perubahan baru yang bisa menguntungkan pergerakanrupiah. Keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 6,75% tidak membantu banyak.
”Belum lagi, “Dari outlook moneter, BI membuka peluang penurunan suku bunga sekali lagi di tahun 2016 ini,” tambah Christian. Hal ini pula yang mengarahkan prediksi Christian bahwa sepanjang pekan depan pelemahan rupiah masih berpotensi untuk berlanjut, walau mungkin rentang pergerakannya sudah lebih sempit.
Berikut pergerakan kurs rupiah selama sepekan:
Senin (16/5), menjelang siang posisi kurs rupiah sedikit menguat. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 11.18 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.311 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah menguat tipis 0,1% dari level penutupan akhir pekan lalu di level Rp 13.325. Sebaliknya, pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menguat 0,1% menjadi Rp 13.328. Sekadar mengingatkan, pada Jumat (13/5) lalu, kurs JISDOR rupiah berada di posisi Rp 13.311.
Sore hari, rupiah mampu menguat di tengah minimnya sentimen. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot pukul 15.59 WIB, rupiah menguat ke Rp 13.310 per dollar AS atau 0,11% dari sebelumnya Rp 13.325 per Dollar
• Penjelasan Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, hal ini terjadi karena kinclongnya data ekonomi Indonesia yang lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi pasar dan juga data bulan sebelumnya. Sokongan kekuatan dari domestik ini yang kemudian menjadi amunisi bagi rupiah untuk menguat.
Selasa (17/5), kurs rupiah melanjutkan penguatannya. Di pasar spot, rupiah berada di Rp 13.284 per dollar AS atau menguat 0,20% dari sebelumnya Rp 13.310 per dollar AS pada pukul 10.11 WIB. Senada, di kurs JISDOR rupiah ke Rp 13.278 per dollar AS atau menguat 0,38% dari sebelumnya Rp 13.328 per dollar AS.
• Rupiah masih mendapat suntikan tenaga dari laporan neraca perdagangan Indonesia April 2016 yang memuaskan pelaku pasar. Analis pasar uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto mengatakan, sokongan data ekonomi domestik menopang rupiah. Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Faisyal menambahkan, dari AS minim katalis, sehingga data domestik menjadi penggerak utama rupiah.
Sore hari, mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah menguat 0,11% dibandingkan dengan hari sebelumnya menjadi Rp 13.295 per dollar AS. Serupa, kurs tengah Bank Indonesia menguat 0,37% ke level Rp 13.278.
• Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures berpendapat, penguatanRupiah hari ini ditopang oleh faktor eksternal. "Yaitu pertumbuhan harga minyak," terangnya.
Rabu (18/5), otot rupiah mengendur di hadapan dollar AS di tengah mencuatnya spekulasi The Fed. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot pukul 10.05 WIB, rupiah ke Rp 13.333 per dollar AS atau melemah 0,29% dari sebelumnya Rp 13.295 per dollar AS pukul 10.05 WIB. Senasib, di kurs JISDOR, rupiah ke Rp 13.319 per dollar AS atau melemah 0,31% dari sebelumnya Rp 13.278 per dollar AS.
Sore hari, kurs rupiah menyerah di hadapan dollar AS. Pasar mengumpulkan The Greenback sembari menanti pernyataan bank sentral AS The Federal Reserve mengenai pertemuan akhir April lalu. Di pasar spot, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 0,64% ke level Rp 13.380 dibanding dengan sehari sebelumnya. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah melemah 0,3% di Rp 13.319 per dollar AS.
• Analis PT Asia Tradepoint Futures, Andri Hardianto, mengatakan bahwa melemahnya rupiah lantaran mengantisipasi catatan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) minutes yang akan dirilis Kamis dini hari (19/5). "Pelaku pasar melakukan aksi ambil untung sembari menanti hasil FOMC apakah dovish atau hawkish," paparnya.
Kamis (19/5), otot rupiah terus mengendur di hadapan dollar AS. Mengacu data Bloomberg, pukul 10.11 WIB di pasar spot rupiah ke Rp 13.507 per dollar AS atau melemah 0,95% dari sebelumnya Rp 13.380 per dollar AS. Senasib, mengacu kurs JISDOR, rupiah ke Rp 13.467 per dollar AS atau melemah 1,11% dari sebelumnya Rp 13.319 per dollar AS.
• Asal tahu saja, dollar AS terus menguat mendekati level tertinggi tujuh pekan pascarilis risalah pertemuan Federal Reserve yang kian mendorong spekulasi bank sentral akan menaikkan suku bunga pada Juni mendatang.
Sore hari, mengutip Bloomber, di pasar spot, perdagangan rupiah ditutup di Rp 13.565 per dollar AS. Dollar melesat 1,38% menggilas rupiah. Pelemahan ini juga tergambar JISDOR di Bank Indonesia, yaitu Rp 13.467 per dollar AS, berbanding dengan kurs kemarin yang Rp 13.319.
• Pelemahan kurs rupiah seiring dengan pelemahan mata uang dunia lainnya yang terpukul setelah publikasi risalah Federal Open Meeting Committee (FOMC) pada April lalu yang menunjukkan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan tahun ini jika perekonomian AS terus membaik.
Jumat (20/5), mengacu data Bloomberg, pukul 10.27 WIB di pasar spot rupiah ke Rp 13.581 per dollar AS atau melemah 0,12% dari sebelumnya Rp 13.565 per dollar AS.
Senasib, rupiah di kurs JISDOR ke Rp 13.573 per dollar AS atau melemah 0,79% dari sebelumnya Rp 13.467 per dollar AS.
Sore hari, posisi kurs rupiah semakin tak berdaya di akhir pekan. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 0,3% menjadi 13.608 per dollar AS. Kurs JISDOR rupiah berada di level Rp 13.573 per dollar AS, melemah 0,7% dari posisi sehari sebelumnya di level Rp 13.467 per dollar AS.
• Salah satu sentimen negatif pergerakan rupiah hari ini adalah rencana kenaikan suku bunga AS. Berdasarjan Fed Funds futures, ada 28% kemungkinan suku bunga AS naik pada Juni dan 58% naik pada September.
Emas
Sepekan pergerakan harga emas Antam terbilang datar, masih bergerak di kisaran Rp 854.000 hingga Rp 458.000. Dengan begitu emas Antam hanya mengalami kenaikan sebesar Rp 2.000. Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan:
Senin (16/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga jual pecahan 1 gram emas Antam dibanderol Rp 586.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Sabtu (14/5).
Selasa (17/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 586.000. Angka ini sama dari posisi harga Senin (16/5).
Rabu (18/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 587.000. Angka ini sama dari posisi harga Selasa (17/5)
Kamis (19/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 584.000. Angka ini sama dari posisi harga Rabu (18/5).
Jumat (20/5), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 588.000. Angka ini sama dari posisi harga Kamis (19/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News