CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Sepekan ini, rupiah melemah 0,50%


Jumat, 29 Mei 2015 / 19:24 WIB
Sepekan ini, rupiah melemah 0,50%
ILUSTRASI. Tanaman hias pembawa keberuntungan dan rezeki di tahun 2024.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rupiah yang masih terseret sepanjang pekan ini membuat analis menduga ini saatnya bagi pemerintah untuk menggenjot perekonomian. Pasalnya, USD akan semakin perkasa dengan spekulasi kenaikan The Fed rate.

Di pasar spot, Jumat (28/5) posisi rupiah masih melemah tipis 0,01% ke level Rp 13.211 dibanding hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir rupiah telah turun sebanyak 0,50%. Serupa, di kurs tengah Bank Indonesia rupiah di hadapan USD tergelincir 0,04% di level Rp 13.211 dan dalam sepekan terakhir tergerus 0,57%.

Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures menilai pelemahan ini terjadi karena memang USD sempat mengalami pekan dengan rilis data ekonomi yang cukup positif. Ini menjadi sinyal akan terjadinya perbaikan ekonomi AS di kuartal dua 2015.

“Dengan adanya sinyal ini ditambah dengan pernyataan Gubernur The Fed bahwa kenaikan suku bunga masih mungkin terjadi di 2015 maka USD unggul di pasar,” kata Nizar. Maka tidak mengherankan rupiah terseret sentimen negatif.

Apalagi pekan terakhir di pengujung bulan memang menjadi momentum rutin penurunan rupiah. Ini diakibatkan oleh tingginya permintaan dan kebutuhan pelaku pasar akan USD baik untuk pembayaran utang maupun menjelang bulan puasa yang semakin dekat.

“Sementara dari sisi domestik seperti yang kita ketahui rilis data ekonomi kuartal satu 2015 Indonesia tidak sebaik yang diperkirakan,” kata Nizar. Perkara ini memberi beban bagi pergerakan rupiah.

Pasar masih harus menanti data ekonomi yang dirilis untuk bulan Mei sebagai acuan pergerakan rupiah mendatang. “Saatnya rupiah bergantung pada pemerintah lewat kebijakan fiskalnya dan perbaikan pertumbuhan ekonomi,” tutup Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×