Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi
Akhir pekan selalu menjadi hari yang menyenangkan untuk dilalui. Semoga saja berita yang disajikan Kontan.co.id selama sepekan ini juga dapat menyenangkan Anda.
Yuk, kita lihat apa yang terjadi dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pekan ini IHSG kembali mencetak rekor baru. Jumat (6/2) IHSG menguat 1,19% ke level 5.342,5. Selama sepekan IHSG menguat 1%. Investor asing juga masih mencatatkan jual bersih. Di akhir pekan investor asing mencatatkan net buy senilai Rp 1,18 triliun.
Bagaimana perkembangan IHSG dari Senin (2/2) sampai Kamis (5/2)? Inilah berita yang disajikan Kontan.co.id.
Senin (2/2), menurut data RTI pada pukul 09.39 WIB IHSG tercatat melemah 0,038% atau 2,012 pin ke level 5.287,39. Ada 63 saham yang bergerak naik dan 118 saham yang bergerak turun. Sementara itu, ada 62 saham yang bergerak stagnan. Volume melibatkan 750 juta saham dengan nilai mencapai Rp 1,20 triliun. Namun, IHSG mengakhiri perdagangan di zona merah. Indeks turun 0,25% atau 13,16 poin ke level 5.276,2 poin. Tercatat ada 202 saham yang melemah. Adapun 100 saham yang naik dan 71 saham stagnan. Perdagangan di awal pekan Februari ini melibatkan 5,89 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,35 triliun.
Selasa (3/2) IHSG pada perdagangan sesi pertama masih hijau. Sampai pukul 12.00 WIB, IHSG berada pada posisi 5.294,78, naik 0,35% atau 18,52 poin dibandingkan dengan awal perdagangan yang sebesar 5.276,24. IHSG ditutup menguat di tengah indeks regional yang mayoritas terkoreksi. Indeks naik sebesar +15 poin (+0,29%) ke 5.291 setelah bergerak di antara 5.282-5.310. Berdasarkan ulasan Mandiri Sekuritas tercatat sebanyak 157 saham naik, 119 saham turun, 110 saham tidak bergerak, dan 166 saham tidak ditransaksikan. Hari ini, investor membukukan transaksi sebesar Rp5,75 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp4,9 triliun dan transaksi negosiasi Rp850,18 miliar.
Rabu (4/2) merujuk data RTI pukul 09.05 WIB, indeks menguat 0,71% pada level 5.331,37. Tercatat ada 126 saham yang naik. Sementara itu, 18 saham yang turun dan 37 saham bergerak stagnan. Pembukaan perdagangan hari ini melibatkan 312,61 juta saham dengan nilai transaksi Rp 580 miliar. IHSG kembali melanjutkan penguatan dengan naik 0,45% di level 5315,28 pada penutupan. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp 873,44 miliar. Dengan demikian net buy asing tahun ini tercatat Rp 1,4 triliun. Pergerakan IHSG searah dengan bursa Asia. Indeks MSCI Asia Pacific menguat 1,6% ke leel 142,07 pada pukul 16.02 waktu Hongkong.
Kamis (5/2) IHSG memerah dalam pembukaan perdagangan. Sampai pukul 09.25 WIB, IHSG berada pada level 5.304,33, turun 0,21% atau 10,82 point dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya di level 5.315,28. Dalam periode perdagangan tersebut, total frekuensi saham yang diperdagangan mencapai 35.961 kali, dengan total volume sebanyak 803, 32 juta lot dan total nilai perdagangan sebesar Rp 1,18 miliar. Namun, IHSG belum bisa keluar dari zona merah. Indeks turun 0,67% atau 35,39 poin ke level 5,279.89. Tercatat ada 167 saham yang memerah dan 109 saham yang menghijau. Sedangkan ada 110 saham yang tak bergerak. Perdagangan hari ini melibatkan 4,92 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 6,75 triliun.
Sekarang kita melihat perkembangan emas. Harga emas pekan ini mengalami penurunan. Harga emas Antam pada Jumat ini 1 gram Rp 556.000. Angka ini turun Rp 1.000 jika dibandingkan dari posisi harga pada Kamis (5/2). Setelah sebelumnya harga emas dibanderol Rp 558.000. Harga ini sudah turun Rp 3.000 dari posisi hari Senin.
Kalau selama ini harga BBM semakin menurun, itulah yang terjadi pada pasar minyak dunia. Pada perdagangan Rabu (4/2) harga minyak tergelincir setelah ada kenaikan pasokan minyak mentah di Amerika Serikat. Persediaan minyak mentah AS naik hampir 20%. Akibatnya harga minyak mentah berjangka AS turun 8,7% menjadi US$ 48,45 per barel. Sebelumnya harga minyak berjangka AS diperdagangkan pada US$ 54,24 per barel. Adapun perdagangan minyak mentah jenis Brent turun US$ 4 menjadi US$ 54 per barel. Sebelumnya Brent diperdagangkan pada level US$ 59 per barel.
Harga minyak mentah memasuki reli penguatan terpanjangnya sejak Agustus 2014 lalu. Setelah menyentuh level terendah hampir enam tahun pada Rabu (28/1) lalu di US$ 44.45 per barel, harga minyak terus menanjak. Salah satu pendukungnya adalah mogok kerja pekerja tambang minyak di Amerika Serikat sejak Sabtu lalu. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Maret 2015 di New York Merchantile Exchange naik 2,78% menjadi US$ 50,95 per barel. Reli harga minyak telah berlangsung empat hari, pascatumbang di level terendah enam tahun pada Rabu (28/1). Dalam empat hari, minyak sudah melesat 14,6%.
Namun, lonjakan harga minyak juga terjadi pada perdagangan Kamis (5/2) sebesar 4%. Lonjakan harga minyak dipicu prediksi turunnya output produksi karena meningkatnya kekerasan di Libia dan pelonggaran kebijakan moneter Bank Sentral China. Harga minyak mentah berjangka AS, atau dikenal dengan WTI ditutup US$ 2,03 lebih tinggi menjadi US$ 50,48 per barel. Sementara itu, patokan minyak mentah Brent naik US$ 2,20, atau 4% menjadi US$ 56 per barel. Pada perdagangan Rabu lalu, minyak mentah Brent turun hampir 7%.
Akhirnya, kita harus menutup dengan berita mengenai uang rupiah. Ternyata pekan ini nilai rupiah terhadap dollar cenderung menguat. Senin, perdagangan rupiah dibuka dengan 12.689. Lalu pada Selasa rupiah menguat menjadi 12,657 atau 0,22% dibandingkan dengan hari sebelumnya. Pada Rabu, rupiah menguat sebesar 0,14% dari kurs sebelumnya menjadi 12,639. Kamis, rupiah menguat 0,04% sehingga menjadi 12.635. Akhirnya pada Jumat (6/2) di pasar spot rupiah ditutup 12.621 atau menguat 0,11% dari nilai rupiah sebelumnya.
Nah, tampaknya pembicaraan kita harus disudahi sampai di sini. Selamat berakhir pekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News