kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepanjang tahun 2017, Bumi Resources (BUMI) sumbang PNBP hingga Rp 9,1 triliun


Selasa, 18 Desember 2018 / 18:53 WIB
Sepanjang tahun 2017, Bumi Resources (BUMI) sumbang PNBP hingga Rp 9,1 triliun
ILUSTRASI. Bumi Resources Tbk BUMI


Reporter: Yoliawan H | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui dua anak usahanya tercatat sebagai perusahaan pertambangan yang menyumbang penerimanaan negara bukan pajak (PNBP) hingga mencapai Rp 9,1 triliun sepanjang tahun 2017.

Berkat kontribusi tersebut, dua anak usaha BUMI yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) berhasil meraih penghargaan dari Indonesian Mining Association (IMA) Awards 2018 sebagai perusahaan tambang pembayar PNBP terbesar tahun 2017, pengelolaan lingkungan dan penggunaan produk dalam negeri.

Adapun penyumbang PNBP enam terbesar adalah PT Kaltim Prima Coal Rp 6,61 triliun, PT Adaro Indonesia Rp 4,2 triliun, PT Kideco Jaya Agung Rp 2,58 triliun, PT Berau Coal Rp 2,57 triliun, PT Arutmin Indonesia Rp 2,47 triliun dan PT Freeport Indonesia Rp 2,02 triliun.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima Kontan.co.id, Selasa (18/12), penganugerahan ini dihadiri oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Ignasius Jonan serta pejabat dari Kementerian ESDM dan perwakilan dari perusahaan tambang anggota IMA.

Dalam sambutannya, Ignasius Jonan mengatakan PNBP dari sektor mineral dan batubara (Minerba) ditahun ini sudah melampai target. Pada periode 31 Agustus 2018, realisasi PNBP sektor Minerba mencapai Rp32,2 triliun atau 101% dari target di APBN 2018 yaitu sebesar Rp32,09 triliun.

"BUMI adalah penyumbang terbesar ke kas negara dan tertinggi di Indonesia dalam hal royalti. Serta devisa hasil ekspor dan termasuk dalam 31 pembayar pajak terbesar di Indonesia. Perusahaan berfokus dalam memanfaatkan penggunaan produk domestik," ujar Saptari Hoedaja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×