Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan tahun ini (28/12). IHSG ditutup pada level 6.194 atau melemah 0,06% dibanding hari sebelumnya.
Analis CSA Research Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, selama sepekan terakhir di Desember 2018 IHSG naik 0,50%, meski di akhir pekan hanya naik 0,06%. Ia bilang, penguatan indeks hari ini terbantu pergerakan di hari Kamis, di mana IHSG menguat cukup signifikan setelah terimbas kenaikan di bursa saham AS.
"Hari ini, penguatan indeks sangat tipis sebagai gambaran besarnya tarik menarik antara volume beli dan jual, di mana sebagian pelaku pasar melakukan aksi jual setelah terimbas penguatan tipis di bursa saham AS dan antisipasi libur panjang. Sementara di sisi lain, pelaku pasar melakukan aksi beli dengan harapan akan adanya window dressing dan harapan akan ada kenaikan di awal tahun," jelasnya Jumat (28/12).
Untuk pekan pertama di 2019, Reza memperkirakan indeks akan tetap bergerak menguat. "Pergerakan IHSG akan dibayangi oleh sentimen inflasi dan berita-berita emiten terkait dengan rencana aksi korporasi di 2019," paparnya.
Reza memprediksi indeks bakal menguat dengan rentang support di level 6.145-6.168. Sementara resistance akan berada di kisaran 6.215-6.237.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama memprediksi indeks akan berada di zona hijau pada awal pekan 2019.
"Pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh pelemahan harga komoditas dan US Federal government shutdown," tukasnya.
Maka sepanjang pekan pertama di Januari 2019, ia memprediksi indeks akan menguat dengan support dan resistance masing-masing di level 6.140-6.240.
Sementara pada pekan terakhir pada Desember 2018, Nafan bilang, laju IHSG dipengaruhi oleh menguatnya harga minyak dunia, window dressing dan stabilitas rupiah.
Selanjutnya, Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, pergerakan indeks sepanjang pekan terakhir di Desember 2018 ini didominasi oleh penguatan. "Faktor yang mempengaruhi adalah window dressing, damai dagang, dan penguatan rupiah," imbuhnya.
Lalu untuk pekan pertama di 2019, ia meramalkan indeks akan tetap menguat. "Net buy asing akan menjadi faktor utama. Selain itu, window dressing di akhir tahun ini akan berlanjut pada musim yang disebut January effect," tambahnya.
William memprediksi indeks bakal menguat dengan support dan resistance masing-masing di level 6.150 dan 6.250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News