kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepanjang 2019 rugi Martina Berto (MBTO) mengecil 41,33%, ini faktornya


Sabtu, 04 April 2020 / 11:00 WIB
Sepanjang 2019 rugi Martina Berto (MBTO) mengecil 41,33%, ini faktornya


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten personal care PT Martina Berto Tbk (MBTO) mencatatkan penjualan tumbuh 6,97% year on year (yoy) menjadi Rp 537,57 miliar dan mampu menekan rugi bersih hingga 41,33% yoy menjadi Rp 66,95 miliar di sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama Martina Berto (MBTO) Bryan Tilaar menjelaskan, penjualan Martha Tilaar di 2019 bisa terungkit 6,97% year on year (yoy) karena banyak kegiatan marketing sales yang tepat guna dan efisien.

Baca Juga: Martina Berto (MBTO) pasang target penjualan naik 10%-12% di tahun 2020

"Selain itu ditambah juga dengan supply chain manufaktur juga tepat guna," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/4).

Melansir laporan keuangan tahunan Martina Berto, kenaikan penjualan MBTO didorong oleh penjualan kosmetik hingga Rp 441,1 miliar atau setara 82,05% dari total penjualan.

Meskipun mendominasi penjualan, kenaikan penjualan paling signifikan justru dicatatkan oleh segmen penjualan lain-lain yang tumbuh 11,84% yoy menjadi Rp 137,45 miliar.

Melihat segmen geografisnya, penjualan ke dalam negeri menopang penjualan MBTO tahun lalu. Tanpa dikurangi eliminasi, penjualan dalam negeri tercatat Rp 573,85 miliar. Adapun penjualannya ke luar negeri tercatat Rp 7,91 miliar.

Baca Juga: Rugi Martina Berto (MBTO) mengecil 41,33% sepanjang tahun 2019

Selain karena kegiatan penjualan yang tepat sasaran, Bryan menjelaskan kinerja Martina Berto di tahun lalu juga ditopang beban diskon penjualan, marketing, dan harga pokok penjualan yang lebih kecil rasionya dibandingkan 2018. "Itu kuncinya," tandas Bryan.

Memang benar, beban penjualan dan pemasaran Martina Berto memang turun 24,66% menjadi Rp 189,09 dari sebelumnya Rp 250,98 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×