Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Sedangkan dampaknya bagi impor Indonesia juga tidak akan besar karena perusahaan besar yang berada di Hubei yang terkait dengan Indonesia seperti Yangtze Optical Fible and Cable (YOFC) dan Xiaomi, kedua perusahaan ini telah memiliki fasilitas perakitan di Indonesia. Sebenarnya pandemik virus ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi karena kompetisi dari Cina berkurang terutama untuk baja dan serat optik.
Sektor yang kemungkinan akan memberi dampak cukup besar bagi perekonomian domestik adalah pariwisata. Sebab data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan wisatawan China memberi kontribusi sekitar 12% terhadap total wisatawan asing yang datang ke Indonesia hingga Oktober 2019. Rata-rata kedatangan wisatawan China ke Indonesia setiap kuartal pertama sekitar 532.000 orang, pada kuartal pertama selama periode 2017–2019 atau secara total sekitar 2 juta wisatawan stiap tahunnya.
Baca Juga: Wabah virus corona mengganggu produksi layar televisi dan laptop
Sejak merebaknya nCoV, pemerintah China telah menghentikan sejumlah rencana perjalanan ke luar negeri, yang tentunya akan mempengaruhi pendapatan pariwisata Indonesia pada kuartal pertama. Data dari Bank Indonesia yang berada di Bali memperlihatkan, rata-rata seorang wisatawan China menghabiskan sekitar Rp 9,7 juta setiap kedatangan di Bali pada 2018.
‘’Biasanya turis dari China lebih suka datang pada kuartal pertama dan ketiga. Dengan kasus ini, bila kedatangan wisatawan China berkurang sekitar 50% saja, kita berpotensi kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata sekitar Rp 2,5 triliun,’’ terang Lucky. Pada akhirnya, hal ini bisa berpengaruh terhadap defisit transaksi berjalan, tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News