Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil rapat dewan gubernur Bank Indonesia (RDG BI) terkait kebijakan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate akan diumumkan besok (15/8). Sejumlah spekulasi muncul terkait arah bunga acuan yang diambil terutama untuk memberikan stimulus bagi rupiah yang telah tertekan.
Analis Henan Putihrai, Liza Camelia Suryanata mengatakan, walaupun akan ada pengumuman RDG terkait arah suku bunga, sepertinya hal tersebut tidak akan cukup kuat untuk menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang banyak terpapar sentimen eskternal.
Menurut dia, dampak krisis ekonomi di Turki masih cukup besar. Turki juga pasti membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan ekonomi mereka.
“Bunga acuan mungkin akan naik 50 bps untuk mengapresiasi rupiah. Dan di satu sisi apakah membawa faktor negatif bagi IHSG. Karena bisa menahan laju sektor perbankan, dan IHSG ditopang oleh sektor perbankan. Ini seperti pedang bermata dua,” ujar Liza saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Selasa (14/8).
Di sisi lain defisit transaksi berjalan atau current account deficit yang semakin melebar di level 3% produk domestik bruto (PDB) akan semakin menekan IHSG. Pertumbuhan PDB di level 5,2% masih disumbang oleh sektor konsumsi bukan dari investasi. Ini menjadikan IHSG semakin rentan. Pelemahan rupiah akan menambah beban IHSG.
“Jadi belum ada driver yang besar untuk mendorong IHSG. Akhir tahun proyeksi koservatif 6.300 tadinya saya proyeksi bisa 6.600,” ujar Liza. Sekadar informasi IHSG hari ini ditutup melemah 1,56% di level 5.769.
Menurutnya market sangat volatile saat ini dan harus memperhatikan faktor regional. Jadi sebaiknya jangan agresif buka posisi atau bisa wait and see. “Besok walaupun ada teknikal rebound paling hanya akan sedikit dan cederung menurun. Rebound terbatas saja. Saya proyeksikan besok IHSG di rentang 5750 sampai 5815,” ujar Liza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News