Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Hasil hitung cepat alias quick count menempatkan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan pada urutan pertama. Posisi selanjutkan ditempati oleh Golkar dan Gerindra.
Unggulnya, partai pengusung calon presiden Joko Widodo yang digadang membuat asing dan pelaku pasar nyaman ini menurut Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities tidak akan banyak menggerakkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurut dia, IHSG sudah naik dalam dua hari terakhir akibat sentimen jelang hajatan pemilihan umum (Pemilu) legislatif. Nah setelah kelihatan hasilnya, investor akan menanggapi dengan lebih santai. Sehingga dia menilai, IHSG akan cenderung mendatar.
Secara umum, pelaku pasar memang melihat, Jokowi memiliki kriteria yang diinginkan pasar. "Pemilu kali ini, pelaku pasar lebih melihat siapa dibalik partai tersebut. Apakah ke depannya akan membawa perubahan strategi ekonomi," kata Reza. Pelaku pasar juga menginginkan pemimpin yang bersih, pro pasar dan pertumbuhan ekonomi.
Namun, Reza melihat itu bukan faktor utama dari penggerak IHSG sepanjang tahun ini. IHSG hari ini justru akan banyak digerakkan oleh sentimen eksternal seperti hasil meeting FOMC yang digelar kemarin malam. "Tren IHSG dalam jangka pendek masih akan naik," ujar dia.
Sementara Jokowi Effect menurut dia sudah akan mulai sedikit dan akan kembali berpengaruh jelang pemilihan presiden. "Saya menargetkan IHSG di 4.950 pada tahun ini tapi jika sentimen positif bisa bertahan maka minimal IHSG bisa di level 5.150," papar Reza.
Karena alasan tersebut, Reza yakin, IHSG bisa menguat dalam jangka pendek sambil menanti hasil FOMC meeting. "IHSG akan bergerak di kisaran support 4.889-4.913 dan resistance 4.930-4.945," ujar dia.
Kenaikan IHSG ini juga masih akan diiringi masuknya asing ke pasar modal. "Saham yang akan dilirik asing masih di perbankan," ujar Reza. Jangka pendek dia menyarankan, saham BBRI, BBNI, PWON, LPKR, INTP dan SMGR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News