Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah hari ini yang sempat menembus angka dibawah Rp 9.000 bukanlah hal yang istimewa. Pasalnya, pelemahan dolar terjadi terhadap hampir semua mata uang karena adanya sentimen negatif yang disebabkan memburuknya data-data perekonomian disejumlah negara.
Pjs. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menuturkan, penguatan nilai tukar rupiah banyak disebabkan oleh data ekonomi Amerika Serikat yang buruk dan di luar ekspektasi pasar. "Sebaliknya di Asia (data-datanya) malah bagus termasuk di Indonesia, ini membuat dollar melemah dan pelemahan itu terjadi di semua aset dollar kecuali di Thailand," kata Darmin usai seremonial penandatanganan MoU dengan Kementerian Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Jumat sore (30/7).
Dengan kata lain, penguatan rupiah hari ini lebih banyak karena sentimen, bukan karena fundamental. Namun, Darmin enggan menegaskan hal tersebut. "Soal itu nantilah," sahutnya.
BI sendiri diindikasikan masuk ke pasar untuk menahan laju penguatan rupiah agar tidak terlalu kencang. Mengutip kurs BI, Jumat (30/7), kurs jual rupiah tercatat Rp 8.997 per US$ 1 dan kurs beli nya sebesar Rp 8.907.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News