Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal pekan, nilai tukar rupiah diprediksi bergerak melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Adapun sentimen yang bakal mendominasi pergerakan rupiah Senin (8/2) berasal dari eksternal dan internal.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan, faktor eksternal berasal dari sentimen investor untuk kembali berburu dolar AS. Terlebih, setelah indikasi beberapa data khususnya inflasi bisa percepat pengetatan moneter Banl Sentral AS (The Fed).
Selain itu, data inflasi AS atau Personal Consumption Expenditure (PCE) index pada Desember 2020 tercatat naik 1,5% year on year (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi pasar. The ISM manufacturing prices sub-index juga naik di atas ekspektasi yakni 82,1 pada Januari 2021.
Baca Juga: Rupiah pekan depan diprediksi masih stabil
Indikator di AS mulai menunjukkan perbaikan didorong oleh percepatan distribusi vaksin dan persiapan gelontoran stimulus Presiden AS Joe Biden senilai US$ 1,9 triliun.
"Dampaknya pada kemungkinan tappering off yang lebih cepat dari perkiraan," kata Bhima kepada Kontan, Minggu (5/2).
Bhima mengingatkan, pada tapering off sebelumnya di 2013, The Fed mulai lakukan normalisasi neraca untuk mengakhiri stimulus moneter di AS. Alhasil, kondisi tersebut turut memicu kembalinya modal asing dari pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia.
Adapun sentimen domestik yang bakal menggerakkan rupiah pada Senin (8/2) masih dipengaruhi oleh kekhawatiran berlanjutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), ditambah wacana lockdown yang terus bergulir, setelah sebelumnya Pemda Jateng melakukan lockdown akhir pekan.
Sementara itu, angka kasus positif Covid-19 di Tanah Air, rata-rata 11.528 orang dalam 7 hari terakhir, sehingga masih menimbulkan sikap skeptis terkait pemulihan permintaan domestik yang lebih cepat.
Baca Juga: Kebijakan moneter The Fed masih akan longgar, taper tantrum mungkin baru tahun depan
Untuk itu, investor mulai mencermati sektor sektor yang mengalami penurunan tajam selama kuartal ke IV-2020. Sehingga, Bhima menambahkan bahwa pekan depan adalah momen investor untuk melakukan penyesuaian portfolio.
"Rupiah diproyeksi mengalami pelemahan di range Rp 14.150 per dollar AS hingga Rp 14.190 per dollar AS besok," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News