Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Para pelaku pasar rupanya semakin heboh mencari aset investasi yang aman. Tak heran, harga aset yang dianggap safe haven rata-rata melesat.
Harga emas bahkan melesat tajam. Dalam dua hari terakhir, harga emas internasional kembali menembus US$ 1.300 per ons troi. Bahkan dalam perdagangan kemarin, harga emas sempat mencapai level US$ 1.309,30 per ons troi, harga tertinggi sejak Juli 2016.
Rabu lalu, harga emas ditutup di US$ 1.308,20 per ons troi. Per pukul 19.42 WIB kemarin, harga emas terkoreksi 1,12% ke US$ 1.293,60 per ons troi. Harga emas berpendar kian terang lantaran gejolak politik di Amerika Serikat menjelang pemilu AS.
"Ada kekhawatiran pemilu dimenangkan Donald Trump, ini bisa menimbulkan guncangan bagi ekonomi AS dan global," kata Deddy Yusuf Siregar, Research & Analyst Asia Tradepoint Futures.
Kekhawatiran ini membuat pelaku pasar berlindung pada aset safe haven seperti emas. Hal tersebut membuat turut harga emas bikinan PT Logam Mulia, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (Antam) ikut naik.
Mengutip www.logammulia.com, Kamis (3/11) harga emas batangan Antam terangkat Rp 1.000 per gram menjadi Rp 606.000 per gram. Dalam sepekan terakhir, harganya pun sudah melesat sebesar Rp 7.000 per gram.
Terus terbang
Selain karena kenaikan harga emas internasional, harga emas Antam juga naik berkat pelemahan rupiah. Kemarin, kurs spot rupiah ditutup melemah 0,14% jadi Rp 13.075 per dollar AS. "Ini terjadi karena pasar mewaspadai aksi demonstrasi 4 November," tambah Suluh Adil Wicaksono, Analis Cerdas Indonesia Berjangka.
Harga emas juga naik karena pasar mengantisipasi data tenaga kerja AS yang dijadwalkan rilis hari ini. Deddy dan Suluh memprediksi di akhir pekan ini harga emas Antam masih bisa menguat. Bahkan, Deddy memprediksi kenaikan harga jual emas Antam bisa berlanjut hingga pekan depan.
"Sorotan perhatian akan tertuju pada pemilu Presiden AS yang akan berlangsung 8 November 2016," ungkap dia.
Selama menanti pelaksanaan pemilu, harga emas Antam bisa naik meski dalam rentang yang sempit. Pekan depan harga emas Antam bisa mengarah ke Rp 615.000 per gram. Setelah itu, hasil pemilu Presiden AS akan menentukan pergerakan harga emas selanjutnya. Apalagi harga emas sejatinya masih rentan koreksi.
Jika Hillary Clinton yang terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, harga emas bisa turun. "Tapi harganya tetap bertahan di atas Rp 600.000 per gram," perkiraan Deddy.
Sementara itu, Suluh memprediksi sampai pekan depan kenaikan harga emas Antam akan terjaga, walaupun tidak terlalu tinggi. Ia meramal, harga emas Antam tidak akan melewati Rp 608.000 per gram.
Bila turun, harga akan tertahan di Rp 600.000 per gram. Hanya saja, Suluh menilai bahwa harga emas Antam sudah terlampau tinggi. Ia menyarankan investor untuk tidak membeli emas Antam setidaknya hingga pekan depan.
"Kalau mau membeli saat harga turun ke bawah Rp 600.000 per gram. Namun jika ingin menjual sebagian saat ini sudah bisa karena harga buyback yang terhitung tinggi," imbuh Suluh.
Langkah terbaik bagi investor adalah mengambil posisi hold. Sampai akhir tahun 2016, Suluh menganalisa harga emas Antam akan bergerak di kisaran Rp 590.000-Rp 610.000 per gram. Ini dengan asumsi harga emas spot di kisaran US$ 1.295-US$ 1.400 per ons troi dan rupiah Rp 12.900- Rp 13.100 per dollar AS.
Sedangkan Deddy menghitung emas akan bergerak di kisaran Rp 600.000 per gram, dengan asumsi rupiah Rp 13.100- Rp 13.209 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News