Reporter: Namira Daufina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rupiah berpeluang menguat terhadap dollar AS pada awal pekan ini. Rilis data ekonomi Paman Sam yang buruk pada akhir pekan lalu bisa jadi kesempatan bagi rupiah untuk memperbaiki posisinya. Apalagi didukung fundamental dalam negeri yang cukup bagus.
Mengutip Bloomberg, Jumat (16/6), nilai tukar rupiah melemah 0,10% dari hari sebelumnya ke level Rp 13.299 per dollar AS. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, rupiah terdepresiasi 0,12% pada level Rp 13.298 per dollar AS.
Lukman Leong, Research and Analyst PT Valbury Asia Futures menjelaskan, pelemahan mata uang Garuda pada akhir pekan lalu disebabkan imbas kenaikan suku bunga The Fed sehari sebelumnya. Selain juga koreksi yang dialami minyak mentah ikut menekan mata uang berbasis komoditas seperti rupiah.
“Padahal kalau berkaca dari fundamental domestik sebenarnya cukup kuat mengingat data ekonomi dan keputusan Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 4,75% menopang rupiah,” jelas Lukman.
Itu sebabnya, Lukman menilai, pelemahan yang terjadi dalam rentang sempit. Dus, ia meramal, Senin (19/6), rupiah berpotensi menguat.
“Pernyataan Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia bahwa saat ini rupiah bergerak dalam rentang terkontrol ikut membantu rupiah pertahankan keunggulan,” imbuh Lukman.
Selain juga aksi bargain hunting akan membuat pergerakan rupiah semakin terdorong menguat. “Mengingat di awal pekan juga minim data ekonomi yang bisa berpengaruh signifikan baik domestik maupun eksternal,” proyeksi Lukman. Ia menduga, rupiah bisa bertahan di bawah Rp 13.300 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News