Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham yang tergabung dalam Grup Sinarmas melemah pada perdagangan Selasa (14/7). Saham PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) turun 5,96% ke level Rp 6.700 per saham.
Disusul berikutnya ada saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) yang harga sahamnya melemah 5,50% ke posisi Rp 7.300 per saham. Selanjutnya ada PT Bank Sinar Mas Tbk (BSIM) yang terkoreksi 1,92% ke harga Rp 510 per saham.
Adapun saham PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (MCOR) melemah 1,32% ke harga Rp 149 per saham, dan saham PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) melemah 0,86% ke harga Rp 17.350 per saham. Sementara itu, saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) stagnan di harga Rp 2.550 per saham dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) diam di tempat di harga Rp 750.
Baca Juga: Warisan Eka Tjipta disoal, bagaimana dampaknya ke emiten Grup Sinarmas?
Melemahnya harga saham emiten Grup Sinar Mas ini terjadi di tengah kisruh perebutan harta warisan milik Eka Tjipta Widjaja, pendiri Grup Sinar Mas. Anak Eka Tjipta, Freddy Widjaja menggugat lima saudaranya atas hak terhadap 12 perusahaan di grup Sinarmas.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, kisruh mengenai sengketa warisan tak berdampak signifikan untuk pergerakan saham-saham grup Sinarmas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kalaupun ada, efeknya sangat kecil dan hanya untuk jangka waktu pendek.
Dia menambahkan, beberapa saham yang mengalami koreksi cukup dalam pada hari ini misalnya saja TKIM dan INKP karena adanya aksi ambil untung setelah harganya melejit dalam beberapa waktu terakhir. Makanya, menurut Wawan penurunan harga di kisaran 5% masih cukup wajar untuk TKIM dan INKP.
Baca Juga: Jejak Freddy Widjaja, anak taipan Eka Tjipta, penggugat warisan aset Sinar Mas Group
Wawan memandang, adanya kasus mengenai hak waris juga tak akan memberikan dampak terhadap kinerja masing-masing emiten grup Sinarmas, begitupun apabila tuntutan Freddy Widjaja dikabulkan.
Dari daftar emiten Grup Sinarmas, Wawan menilai TKIM, INKP, dan BSDE cukup prospektif. Ia menuturkan, BSDE menghadapi tantangan cukup berat pada tahun ini. Meski demikian, emiten properti Grup Sinarmas ini masih memiliki potensi untuk terus bertumbuh dalam jangka panjang.
Sebagai informasi, sepanjang kuartal I-2020 Bumi Serpong Damai telah membukukan pendapatan pra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp 1,79 triliun atau setara 24,86% dari target tahun ini yang sebesar Rp 7,2 triliun.
Sementara untuk emiten yang bergerak di bidang produsen kertas dinilai masih mencatat penjualan yang cukup baik. TKIM dan INKP juga mendapat keuntungan dari selisih kurs pada kuartal pertama 2020.
Baca Juga: Eka Tjipta Widjaja Khawatirkan Rebutan Warisan Sejak 23 Tahun Lalu
Pada kuartal pertama tahun ini, INKP mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 179,31 juta atau melesat 145,32% dari periode yang sama tahun lalu. Emiten kertas ini memperoleh keuntungan selisih kurs sebesar US$ 62,72 juta pada kuartal pertama 2020, padahal pada periode yang sama tahun 2019 INKP harus menanggung rugi kurs sebesar US$ 9,60 juta. Wawan merekomendasikan pelaku pasar untuk buy on weakness saham INKP dan TKIM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News