CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   0,00   0,00%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Sempat Tidur, Saham-Saham Ini Mulai Menggeliat


Kamis, 24 Februari 2022 / 19:53 WIB
Sempat Tidur, Saham-Saham Ini Mulai Menggeliat
ILUSTRASI. Sejumlah saham yang sempat tidur terlihat mulai menggeliat.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham yang sempat tidur atau tidak diperdagangkan sehingga tidak menunjukkan pergerakan, terlihat mulai menggeliat. 

Sebut saja, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) yang bertengger di harga Rp 50 per saham sejak 25 Januari 2022 hingga 4 Februari 2022. Pada perdagangan hari ini, Kamis (24/2), saham SQMI ditutup di harga Rp 91 per saham. 

Lainnya, ada PT PAM Mineral Tbk (NICL) yang sempat tidur di level Rp 63 per saham pada 3-10 Februari 2022, kini ditutup di Rp 75 per saham. 

Baca Juga: Intip Target Produksi Sejumlah Emiten Batubara Tahun Ini

Head of Research and Investment Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menjelaskan, saham-saham bergerak karena ada transaksi jual dan beli. Suatu saham yang bergerak naik karena ada investor yang tertarik membeli dengan berbagai latar belakang alasan. Idealnya, investor mempertimbangkan kondisi fundamental ataupun prospek pergerakan saham ke depan. 

"Bergerak ini umumnya ada investor yang percaya bahwa dari sisi proyeksi akan lebih baik sehingga bisa naik dan akhirnya ada transaksi," kata Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (24/2). Prospek ke depan juga bisa dipengaruhi oleh sektor perusahaannya ataupun kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. 

Walau saham-saham yang sempat tertidur itu kembali menggeliat, Wawan menekankan investor agar berhati-hati. Sebab, saham yang sempat tidak diperdagangkan dalam waktu lama kebanyakan tidak likuid. Investor mungkin mudah untuk masuk ke saham-saham tersebut, akan tetapi sulit untuk keluar atau menjual sahamnya.

Baca Juga: IHSG Akan Dipengaruhi Eskalasi Konflik Geopolitik Rusia-Ukraina Jelang Akhir Pekan

"Kalau tidak likuid rentan koreksi," imbuh dia. Dus, sebelum masuk ke saham, investor perlu memahami betul risiko yang akan dihadapi. Investor yang masuk perlu bersiap untuk hold dalam jangka sangat panjang. 

Wawan menyarankan investor untuk masuk ke saham-saham yang memiliki fundamental yang solid. Selain itu memiliki prospek pertumbuhan ke depan, serta memiliki likuiditas baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×