kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Sempat Terhenti, Bukit Asam (PTBA) Bakal Lanjutkan Proyek DME


Senin, 14 April 2025 / 15:57 WIB
Sempat Terhenti, Bukit Asam (PTBA) Bakal Lanjutkan Proyek DME
Pemaparan kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA).


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengonfirmasi bakal mengikuti arahan pemerintah untuk tetap melanjutkan proyek gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) guna mengurangi ketergantungan impor LPG.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyampaikan, PTBA sempat terlibat dalam proyek DME bersama mitranya asal Amerika Serikat (AS) yaitu Air Products & Chemicals Inc. (AIPC), sedangkan PT Pertamina (Persero) bertindak sebagai offtaker. Namun, proyek ini mandek lantaran Air Product mundur dari kerja sama tersebut pada 2023 silam.

Terlepas dari itu, PTBA memastikan akan tetap ikuti arahan pemerintah yang bakal kembali menggencarkan hilirisasi batubara, salah satunya melalui proyek DME. PTBA pun mengaku sudah pernah berkomunikasi dengan beberapa investor yang pernah menggarap proyek DME.

“Jumlah investor DME tidak banyak. Mungkin dari China ada beberapa. Sekarang kami kaji dengan hati-hati. Kami dukung apa yang dilakukan oleh pemerintah,” ujar Arsal dalam konferensi pers, Senin (14/4).

Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Cetak Laba Bersih Rp 5,1 Triliun pada 2024, Ekspor Tumbuh 30%

Dia menambahkan, jika manfaat dari gasifikasi batubara menjadi DME begitu besar dan melebihi risiko yang ada, maka proyek ini tetap harus berjalan. PTBA sendiri sudah memiliki kesiapan dari sisi ketersediaan lahan pabrik maupun pasokan batubara untuk proyek tersebut. 

“Tinggal nilai keekonomiannya yang kami bicarakan detail dengan pemerintah, termasuk offtaker-nya,” tutur Arsal.

Dalam berita sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumumkan pemerintah telah menyetujui 21 proyek hilirisasi tahap pertama dengan nilai investasi total US$ 40 miliar atau sekitar Rp 659,2 triliun, yang sepenuhnya akan dibiayai oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

Dari sekian proyek hilirisasi tersebut, ada empat proyek gasifikasi batubara menjadi DME dengan nilai investasi sekitar US$ 11 miliar. Adapun skema pembiayaan proyek-proyek ini sedang dalam tahap pembahasan.

Selanjutnya: Kuartal I-2025, Pupuk Indonesia Catat Program Makmur Telah Jangkau 151.000 Ha

Menarik Dibaca: KAI Amankan 1.083 Barang Tertinggal Selama Lebaran, Total Nilai Rp 1,28 Miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×