Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) terbang cukup tinggi di bulan Mei. Harga saham emiten yang bergelut di bisnis transportasi ini melompat 20,29% secara year to date (ytd) dan naik 37,19% dalam sebulan terakhir.
Meski begitu, pada perdagangan terakhir bulan Mei, saham BIRD menukik 120 poin atau turun 6,74%. Sehingga harga saham BIRD parkir di level Rp 1.660 hingga penutupan perdagangan Selasa (31/5).
Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti melihat penguatan harga saham BIRD tak lepas dari perbaikan kinerja bisnisnya. Pelonggaran mobilitas masyarakat seiring transisi covid-19 dari pandemi menjadi endemi merupakan katalis positif yang mendongkrak kinerja dan prospek BIRD tahun ini.
Baca Juga: Menakar Saham-Saham yang Punya Kaitan dengan GoTo Gojek Tokopedia (GOTO)
"Prospek BIRD masih akan bagus yang memang terdorong dengan mobilitas yang sudah longgar. Untuk gerak saham yang merosot prediksinya jangka pendek saja karena melihat prospeknya masih bagus," kata Desy kepada Kontan.co.id, Rabu (1/6).
Sekadar mengingatkan, pada kuartal pertama 2022, BIRD membukukan pendapatan bersih senilai Rp 673,98 miliar. Pendapatan BIRD melonjak 40,39% dari periode yang sama tahun lalu.
BIRD pun bisa membalikkan posisi rugi bersih menjadi laba bersih pada kuartal pertama tahun ini, menjadi sebesar Rp 47,14 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, BIRD masih menanggung rugi Rp 28,25 miliar.
Baca Juga: Lebih dari 2.000 Armada Blue Bird (BIRD) Gunakan Bahan Bakar Gas
Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memandang potensi BIRD untuk melanjutkan pertumbuhan kinerja masih terbuka lebar pada periode kuartal kedua ini. "Dengan berbagai sentimen positif yang ada, permintaan atas layanan BIRD tentunya akan meningkat dan revenue-nya bisa semakin bertambah," ujar Cheryl.
Adapun terkait penurunan harga saham BIRD yang terjadi pada Selasa (31/5), Cheryl menilai hal itu sebagai aksi profit taking yang wajar. Mengingat dalam beberapa hari sebelumnya telah terjadi kenaikan harga saham yang cukup signifikan.
Apalagi dengan adanya libur tanggal merah di tengah pekan, wajar bila investor merealisasikan profit terlebih dulu. Cheryl pun masih memberikan rekomendasi buy untuk saham BIRD dengan target harga di level Rp 2.000.
Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Cetak Laba di Kuartal I-2022, Simak Rekomendasi Sahamnya
"Secara tren kami melihat masih bisa naik selama kasus Covid-19 tidak kembali menimbulkan pembatasan aktivitas masyarakat," imbuh Cheryl.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga memproyeksikan BIRD bisa melanjutkan pertumbuhan kinerja di Q2-2022. Kenaikan mobilitas masyarakat di tengah transisi pandemi ke endemi membawa katalis positif bagi emiten jasa transportasi, termasuk BIRD.
Secara teknikal, harga saham BIRD berpotensi melanjutkan penguatannya kembali mengingat harga baru saja breakout resistance penting di area Rp 1.760. "Para pelaku pasar dapat mengamati pergerakan harga, sambil menyiapkan strategi buy yang sesuai," ujar William.
Dia menyarankan agar investor memperhatikan area support saham BIRD di Rp 1.570 dan Rp 1.495 serta resistance pada posisi Rp 1.760 dan Rp 1.955.
Baca Juga: Blue Bird (BIRD) Tancap Gas, Bidik Kinerja Tahun Ini Menyamai Kinerja Sebelum Pandemi
Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memandang kenaikan saham BIRD dalam beberapa hari terakhir cukup signifikan dengan volume yang tinggi. Koreksi yang terjadi kemarin dapat dimungkinkan sebagai aksi profit taking yang wajar.
Herditya memberikan rekomendasi buy on weakness. "Selama BIRD masih mampu berada di atas level support Rp 1.530, maka kami perkirakan koreksi BIRD akan relatif terbatas dan berpeluang menguat kembali," tandas Herditya.
Dihubungi terpisah, Wakil Direktur Utama BIRD Adrianto Djokosoetono mengamini bahwa seiring dengan pulihnya mobilitas masyarakat, pertumbuhan kinerja bisnis BIRD juga ikut terjaga. Sedangkan terkait belanja modal alias capital expenditure (capex), sebagian besar akan direalisasikan pada semester kedua mendatang.
"Pelonggaran aktivitas oleh pemerintah juga menambah konsisten perkembangan ke depan. Sampai dengan saat ini (capex) masih sesuai budget ," kata Adrianto saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (1/6).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News