Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau sempat rebound, kurs dollar AS masih berpotensi bertekuk lutut di hadapan yen Jepang. Sentimen ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS masih menjadi penekan bagi the greenback.
Dikutip Bloomberg pada Jumat (19/7), pasangan USD/JPY berhasil menguat 0,38% ke level 107,71.
Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menyampaikan, ada campur tangan faktor teknikal di balik penguatan pasangan USD/JPY di akhir pekan lalu. Ini mengingat sudah tiga hari berturut-turut pasangan USD/JPY terkoreksi.
Dollar AS masih berpeluang melemah seiring pernyataan salah satu pejabat Federal Reserve John Williams yang mendukung pemangkasan suku bunga acuan AS hingga 50 bps di tahun ini, bukan 25 bps seperti yang pernah diisukan sebelumnya. “Pernyataan William yang merupakan sosok akademisi tampaknya mendapat respons positif dari para pelaku pasar,” kata Ibrahim, akhir pekan lalu.
Fundamental dollar AS pun masih dalam ancaman mengingat perseteruan dagang AS dengan China belum juga usai. Begitu pula dengan konflik geopolitik yang melibatkan AS dan Iran semenjak penembakan drone milik AS di bulan lalu. Pamor dollar AS sebagai salah satu aset safe haven lantas memudar.
Di sisi lain, yen juga bukan tanpa masalah. Pergerakan mata uang ini dapat terganggu di tengah munculnya konflik dagang antara Jepang dan Korea Selatan belakangan ini.
Dalam waktu dekat, sejumlah data ekonomi Jepang pun bisa menjadi penentu langkah yen. Misalnya, data inflasi inti Jepang versi Bank of Japan (BoJ) yang dirilis awal pekan nanti.
Secara teknikal, bollinger moving average 80% di atas bollinger bawah. Indikator Stochastic 70% mengindikasikan penguatan yen. Indikator RSI juga berada di area positif. Hanya MACD saja yang masih berada di kisaran negatif.
Ibrahim merekomendasikan buy pasangan USD/JPY dengan support di level 107,41 – 107,00 – 106,80. Adapun resistance pasangan ini diperkirakan berada di kisaran 107,98 – 108,20 – 108,50.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News