Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Pedagang dan analis terus membicarakan Ether dan kripto alternatif lainnya, karena Bitcoin berjuang untuk mendapatkan kembali rekor harga tertinggi US$ 64.000 yang tercapai beberapa minggu lalu.
Mengutip CoinDesk, Bitcoin (BTC) sempat tergelincir ke level US$ 52.000 pada Kamis (29/4). BTC di bawah rata-rata pergerakan 10 jam dan 50 jam di grafik per jam, merupakan sinyal bearish bagi pasar teknikal.
Harga Bitcoin merosot pada Kamis, dengen level terendah US$ 52.622. Ada perubahan harga hampir US$ 3.000 selama 24 jam terakhir untuk kripto tertua di dunia itu.
Hanya, mengacu data CoinDesk, pada Jumat (30/4), Bitcoin sempat mantul, menembus level US$ 54.000. Pada pukul 12.02 WIB, Bitcoin ada di posisi 54.284,80, naik 1,08% dibanding 24 jam sebelumnya.
Saat ini merupakan musim untuk aset kripto alternatif atau "alts", menurut Rich Rosenblum, Presiden GSR. Ini mungkin membantu menjelaskan, mengapa bitcoin tiba-tiba kehilangan momentum yang terlihat di awal pekan ini.
Baca Juga: Investor berburu aset kripto lain, Bitcoin melorot ke level US$ 53.000
“Ketika uang baru mengalir ke BTC, orang-orang kurang fokus pada alts,” kata Rosenblum kepada CoinDesk. "Setelah pola bullish untuk BTC rusak, orang-orang menggulirkan sebagian dari keuntungan itu menjadi alts".
Dominasi Bitcoin terus menurun, kurang dari setengah dari total pasar blockchain pada Kamis, hanya 49,5%, merosot dari 73% pada awal 2021.
“Penduduk asli kripto mungkin mengambil untung di BTC untuk membebaskan sejumlah modal guna mereka investasikan dalam alts,” ujar Rosenblum.
Zachary Friedman, Chief Operating Officer GDA Capital, merasakan reli Bitcoin mungkin akan berhenti. "Seperti yang telah kita lihat dengan sebagian besar siklus bull, Bitcoin biasanya memimpin," katanya.
"Setelah Bitcoin mencapai puncak, uang didistribusikan kembali menjadi altcoin, yang menandai akhir dari siklus ini, secara historis," imbuh dia kepada CoinDesk.
Selanjutnya: JPMorgan tawarkan Bitcoin ke klien, Bitcoin tembus level US$ 53.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News