Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) akan mendapatkan pencairan pembayaran turn key alias contractor pre-financing (CPF) pada paruh kedua tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) Mahendra Vijaya menjelaskan pencairan proyek yang sebentar lagi rampung tersebut, terutama untuk proyek besar bisa mencapai Rp 6 triliun. Dari pengerjaan tol Balikpapan-Samarinda sekitar Rp 4 triliun, sedangkan dari proyek energi sekitar Rp 2 triliun.
Baca Juga: Perolehan nilai kontrak Wijaya Karya (WIKA) di semester I sebesar Rp 97 triliun
"Akan ada juga pencairan dari proyek lain. Jadi total cash flow detail tidak bisa saya sampaikan," jelas dia usai acara Ngopi BUMN di gedung Kementerian BUMN, Rabu (7/8).
Bisa dibilang, pada sisa tahun ini WIKA, anggota indeks Kompas100 ini, bergantung pada pencairan dana turn key tersebut. Sebab emiten yang bergerak di sektor konstruksi tersebut belum memiliki rencana untuk menambah rencana pendanaan dari instrumen lain seperti menerbitkan perpetual bond, IPO ataupun divestasi.
Sebagai gambaran, berdasarkan data yang dipaparkan WIKA, nilai kontrak atas proyek tol Balikpapan-Samarinda sebesar Rp 5,9 triliun.
Baca Juga: Optimistis raih kontrak baru Rp 37 triliun di kuartal III, WIKA tak revisi target
Per semester I-2019, WIKA menerima kas bersih sebesar Rp 10,89 triliun. Namun pengeluaran WIKA masih lebih besar yaitu Rp 16,37 triliun. Jadi arus kas WIKA untuk aktivitas operasi masih negatif Rp 5,47 triliun.
Kendati begitu, WIKA masih menerima arus kas Rp 2,16 triliun dari aktivitas pendanaan. Dana tersebut berasal dari pinjaman bank dan pembayaran utang sewa pembiayaan.
Sehingga saldo kas dan setara kas pada akhir periode tercatat Rp 5,62 triliun, turun 43,40% dari posisi akhir Desember 2018 yang masih sebesar Rp 9,93 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News