Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Kinerja PT Surya Cipta Media Tbk (SCMA) pada medio 2013 cukup menggembirakan. SCMA berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 632,17 miliar atau naik 23,24% dari periode sama tahun lalu.
Akibatnya, laba per saham SCMA naik dari Rp 35,25 menjadi Rp 43,24. Laba bersih meningkat lantaran pendapatan SCMA juga melejit menjadi Rp 1,801 triliun. Angka tersebut naik 20,79% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak Rp 1,49 triliun.
Manajemen SCMA dalam laporan keuangan menjelaskan, pendapatan itu sebagian besar berasal dari pendapatan iklan yang melonjak 20%. Padahal, pada 2012 lalu, kinerja SCMA cukup tertekan.
Namun kali ini, SCMA berhasil menekan beban keuangan dan beban operasi. Beban keuangan SCMA turun dari Rp 50,5 miliar menjadi Rp 21,03 miliar, sehingga laba usaha pun naik 21,05% menjadi Rp 879,6 miliar dari sebelumnya Rp 726,62 miliar.
Namun, kas dan setara kas SCMA merosot. Kas SCMA kini tinggal Rp 813,4 miliar dari sebelumnya Rp 1,17 triliun. Sementara liabilitas menurun menjadi Rp 1,3 triliun dari Rp 1,4 triliun.
Laporan keuangan ini juga terbantu dari kinerja PT Indosiar Karya Media yang dulu menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Setelah SCMA dan Indosiar merger, kendali Indosiar berada di bawah SCMA. Sutanto Hartono, Direktur Utama SCMA pernah mengatakan, merger ini dilakukan untuk efisiensi.
Tak hanya itu, induk SCMA, yakni PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) juga menggabungkan saham PT Screenplay Produksi (SCP) pada SCMA. Kendali perusahaan rumah produksi yang semula berada di bawah EMTK ini beralih ke SCMA.
Hal ini terjadi setelah EMTK melaporkan penjualan 45.276 saham setara 51% dari seluruh saham Screenplay kepada SCMA. Nilai transaksi dalam jual beli saham ini mencapai 242,25 miliar.
Konsekuensi transaksi ini, pengendalian Screenplay yang semula berada di tangan EMTK beralih kepada SCMA. Sutanto menilai, sinergi antara SCMA, selaku perusahaan media nasional, dan Screenplay dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Sutanto pun meyakini, transaksi ini tidak dapat dilakukan dengan pihak lain selain SCMA. Alasannya, SCMA selaku pemegang saham langsung atas dua stasiun televisi, SCTV dan Indosiar, memiliki jumlah penonton paling banyak di Indonesia.
Aksi ini juga lanjutan dari merger SCMA dan Indosiar. Pada Jumat (23/8), harga SCMA naik 4,85% menjadi Rp 2.700 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News