Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) baru saja mengeluarkan laporan keuangan di semester I-2014. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, MYRX mengalami rugi bersih Rp 4,2 miliar, naik tipis 6,8% dari periode sama tahun 2013 sebesar Rp 3,93 miliar.
Pendapatan MYRX per semester I-2014 turun 60,48% year on year menjadi Rp 66,48 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 167,41 miliar. Beban pokok penjualan turun 77,7% menjadi Rp 28,13 miliar, beban penjualan turun 66,9% menjadi Rp 338,75 juta dan beban operasi turun 64,2% menjadi Rp 1,1 miliar.
Namun, beban umum dan administrasi mengalami peningkatan sebesar 33% menjadi Rp 14,63 miliar. Alhasil, laba usaha perseroan hanya naik tipis 2,14% menjadi Rp 28,64 miliar. Kemudian, MYRX tertekan dengan beban keuangan sebesar Rp 25,5 miliar atau naik 2,8% yoy.
Benny Tjokrosaputro, Direktur Utama MYRX mengatakan, perolehan pendapatan tahun ini masih berasal dari bisnis lama di sektor pertambangan. Sementara bisnis baru di sektor properti belum bisa masuk ke pendapatan dan laba bersih. "Pendapatan dari bisnis lama memang kecil, namun dari properti sebenarnya sangat positif," paparnya kepada KONTAN, Senin (27/10).
Untuk itu, MYRX telah menyusun berbagai rencana strategis ke depan. Pertama, dengan meningkatkan efisiensi dan melakukan penghematan biaya pada bisnis pertambangan dan pengolahan limbah minyak.
Kedua, memulai pengembangan properti di Serpong Kencana. Dari pengembangan ini MYRX telah mengantongi marketing sales dan diharapkan bisa menjadi penjualan dan keuntungan tahun 2015. Ketiga, memulai pengembangan properti di Maja.
Keempat, melakukan perencanaan yang matang dan terstruktur terhadap pengembangan properti di Serpong, Maja, Bekasi, dan Cengkareng. Beberapa proyek pengembangan baru diharapkan mulai tahun 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News