Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Finalisasi transaksi pengambilalihan atau akuisisi 80,6% saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) ditargetkan akan selesai Januari 2019.
Sekretaris Perusahaan SMGR Agung Wiharto mengatakan, tujuan akuisisi ini untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan, memperluas jaringan pabrik semen dalam negeri dan menaikan pangsa pasar maupun pendapatan SMGR di jangka panjang. "Kontribusinya tentu baru akan terlihat mulai pada akhir tahun depan," tutur Agung kepada kontan.co.id, Selasa (27/11).
Namun sayangnya Agung belum mau membeberkan kontribusi riil dari akuisisi tersebut bagi kinerja SMGR di tahun 2019 nanti.
Ia tak menampik bahwa akuisisi tersebut akan membuat rasio utang SMGR meningkat. Namun kata Agung, pihaknya sudah melakukan sejumlah strategi yaitu dengan melakukan efisiensi maupun pengetatan pada beberapa pos pembiayaan seperti biaya energi, transportasi, serta modal operasional. "Sehingga tidak terlalu berpengaruh bagi kinerja kami nanti," paparnya.
Soal pemberian nama dari aksi merger ini, ia masih bungkam. "Nanti akan kita akan sampaikan sesuai aturan yang berlaku," imbuhnya.
Sementara itu, Agung mengungkapkan SMGR akan melakukan tender offer karena perusahaan menguasai 99% saham PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang melakukan aksi jual beli tersebut.
Asal tahu saja, SMGR resmi mengumumkan mengakuisisi 80,6% saham SMCB senilai US$ 917 juta atau setara Rp 13,47 triliun (kurs Rp 14.735/US$) dari LafargeHolcim.
Untuk membiayai akuisisi tersebut, SMGR menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman dengan sejumlah bank asing senilai US$ 1,28 miliar (Rp 18,97 triliun, kurs Rp 14.800/US$).
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, penandatanganan pinjaman ini ini dilakukan melalui anak usahanya SIIB.
Selanjutnya soal patokan harga tender offer, Agung menjelaskan SMGR tentu mempunyai kewajiban melakukan MTO setelah closing.
"Closingnya sekitar Januari 2019. Harganya sesuai aturan yang berlaku dan untuk pendanaan, kami akan kami lakukan via instrumen utang," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News