Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah lesunya industri semen nasional, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mampu membukukan kinerja operasional dan keuangan yang menawan.
Dalam berita sebelumnya, SMBR membukukan kenaikan produksi semen sebesar 22% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi 1,14 juta ton pada semester I-2025.
Bersamaan dengan itu, SMBR mencatat kenaikan volume penjualan semen sebesar 21% yoy menjadi 1,13 juta ton. Capaian ini lebih baik ketimbang volume penjualan semen nasional yang terkontraksi 2% yoy pada paruh pertama 2025.
Baca Juga: Strategi Semen Baturaja (SMBR) Ungkit Penjualan Semen pada 2025
Dari sisi keuangan, laba bersih SMBR melonjak 987,70% yoy menjadi Rp 79,62 miliar pada semester I-2025. Hasil ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan SMBR sebesar 31% yoy menjadi Rp 1,09 triliun.
Direktur Utama Semen Baturaja, Suherman Yahya, mengatakan, pasar semen nasional masih dalam kondisi kelebihan kapasitas (oversupply) yang diperkirakan berlangsung hingga 2030.
Kendati demikian, permintaan semen di area Sumatra bagian Selatan (Sumbagsel) masih dapat tumbuh positif sepanjang tahun ini.
"Permintaan semen di Sumbagsel ditopang oleh pertumbuhan dari proyek infrastruktur pemerintah, proyek-proyek dari swasta, hingga ditunjang dari pertumbuhan segmen ritel," ujar dia dalam paparan publik, Senin (29/9).
Kendati tidak memaparkan target secara gamblang, Manajemen SMBR optimistis bisa kembali mencapai kinerja keuangan dan operasional yang positif pada semester II-2025.
Baca Juga: Naik Dua Digit, Semen Baturaja (SMBR) Catat Laba Rp 79,6 Miliar pada Semester I-2025
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menilai, prospek kinerja SMBR masih menjanjikan pada semester II-2025.
Pertumbuhan volume produksi dan penjualan yang diraih SMBR sepanjang semester pertama menjadi bukti bahwa permintaan semen di area operasi emiten tersebut masih kuat.
SMBR pun diuntungkan oleh statusnya sebagai pemimpin pasar di Sumbagsel sekaligus bagian dari Semen Indonesia Group (SIG).
Dalam hal ini, SMBR memiliki keunggulan berupa akses distribusi lebih luas, biaya logistik lebih efisien, dan sinergi dengan SIG akan mengurangi tekanan beban produksi.
"Jadi permintaan masih akan menopang kinerja SMBR sampai akhir tahun, apalagi proyek infrastruktur dan perumahan di Sumatra masih berjalan," kata dia, Senin (29/9).
Baca Juga: Begini Strategi Semen Baturaja (SMBR) Kejar Kinerja Tumbuh Dobel Digit di Tahun 2025
Di sisi lain, ada beberapa risiko bisnis yang dapat menjadi ancaman bagi kinerja SMBR pada sisa tahun ini.
Di antaranya adalah tren permintaan semen yang berbalik arah jika proyek infrastruktur tersendat, cuaca ekstrem berupa curah hujan tinggi yang bisa mengganggu distribusi dan aktivitas konstruksi, hingga tekanan biaya energi yang dapat menggerus margin.
Lantas, Wafi merekomendasikan beli saham SMBR dengan target harga di level Rp 350 per saham.
Selanjutnya: Perbankan Digital Jaga Kualitas NPL di Tengah Tekanan Ekonomi
Menarik Dibaca: Ketika Si Kecil Rewel, Ini yang Harus Moms Lakukan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News