kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Selisih Yield SBN dan US Treasury 10 Tahun Melebar, Dana Asing Berpotensi Masuk RI


Minggu, 17 Desember 2023 / 17:42 WIB
Selisih Yield SBN dan US Treasury 10 Tahun Melebar, Dana Asing Berpotensi Masuk RI
ILUSTRASI. Selisih alias spread yield antara SUN 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun yang melebar diperkirakan mampu mendorong investor asing.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selisih alias spread yield antara SUN 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun yang melebar diperkirakan mampu mendorong minat asing masuk ke pasar surat utang Indonesia.

Sebagai gambaran, pada akhir November 2023 yield SUN 10 tahun di level 6,63% dan yield US Treasury 10 tahun di 4,33%. Sehingga selisih yieldnya sekitar 230 bps.

Sementara per 14 Desember 2023, selisih yield antara SUN 10 tahun dengan US Treasury 10 tahun sebesar 271 bps.

Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin mengatakan pelebaran spread karena pada saat US Treasury turun, yield SUN 10 tahun justru naik. 

"Anomali itu tidak lepas dari hasil pertemuan terakhir the Fed yang mensinyalkan untuk menurunkan suku bunga tiga kali di tahun depan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (16/12).

Baca Juga: Multifinance Bersiap Merilis Obligasi di Tahun Depan

Dengan melebarnya selisih yield domestik dengan pasar AS tersebut, Ahmad memperkirakan akan membuat pasar domestik menarik. Sebab spread yang lebar membuat pasar domestik memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

"Sehingga, saya mengharapkan itu akan mendorong aliran modal masuk meski saya lihat akan tetap volatile dalam jangka pendek ini akibat ketidakpastian eksternal masih tinggi," sambungnya.

Selain melebarnya selisih yield, katalis yang akan mendorong asing masuk ke Indonesia adalah peringkat sovereign yang bertahan di level investment grade dan dukungan kebijakan makroekonomi yang pruden.

Meski begitu, ada sejumlah risiko yang perlu diwaspadai, misalnya, ekses suku bunga ekstra tinggi terhadap perekonomian. Lalu skenario jika suku bunga tinggi bertahan hingga mendekati akhir tahun 2024.

Baca Juga: Bukan karena Kekurangan Dana, Ini Alasan Otoritas IKN akan Terbitkan Obligasi

Kemudian ada risiko geopolitik, pasokan baru yang lebih tinggi, pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, dan semakin intensifnya pengawasan pasar Kripto seperti Binance. 

"Kami mengharapkan akan ada sekitar Rp 30 triliun hingga Rp 50 triliun di tahun depan," imbuhnya.

Adapun hingga 15 Desember 2023, arus modal asing yang masuk tercatat sebesar Rp 73,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×