Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Posisi rupiah jatuh ke level terlemah dalam empat tahun terakhir sore ini (24/7). Mengutip data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 16.42 WIB, rupiah melemah 0,6% menjadi 10.260 per dollar AS. Pada transaksi sebelumnya, rupiah sempat bertengger di level 10.276 per dollar yang merupakan level terlemah sejak 13 Juli 2009 lalu.
Di pasar non deliverable forward (NDF), posisi rupiah lebih tersudut lagi. Nilai tukar rupiah di pasar NDF untuk pengantaran satu bulan ke depan keok 0,9% menjadi 10.476 per dollar AS. Itu artinya, selisih posisi rupiah di pasar spot dan NDF mencapai 2%.
Pelemahan mata uang Garuda berkaitan dengan data penurunan manufaktur China yang melampaui prediksi pelaku pasar. Seperti yang diberitakan sebelumnya, hasil survei HSBC Holdings Plc and Markit Economics menunjukkan, indeks manufaktur China berada di posisi 47,7%. Jika angka tersebut sesuai dengan laporan yang dirilis pemerintah China pada 1 Agustus mendatang, maka indeks tersebut merupakan level terendah dalam 11 bulan terakhir.
Catatan saja, angka indeks manufaktur yang berada di bawah level 50 mengindikasikan adanya kontraksi pada perekonomian.
Data ekonomi dari daratan Negeri Panda tersebut memicu kecemasan bahwa defisit neraca berjalan Indonesia akan kian membengkak karena penurunan permintaan ekspor.
"Kecemasan yang terjadi memang cukup beralasan karena perlambatan ekonomi China akan menyebar ke kawasan Asia Tenggara dan memberatkan outlook perdagangan Indonesia," jelas Leo Rinaldy, ekonom PT Mandiri sekuritas kepada Bloomberg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News