CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Selama pandemi Covid-19, penjualan logam mulia Hartadinata Abadi (HRTA) melejit tajam


Minggu, 18 Oktober 2020 / 15:08 WIB
Selama pandemi Covid-19, penjualan logam mulia Hartadinata Abadi (HRTA) melejit tajam
ILUSTRASI. Logam mulia produksi PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama pandemi Covid-19 ini tren permintaan logam mulia ternyata mengalami kenaikan cukup signifikan. Hal ini terbukti pada penjualan logam mulia di PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) yang membesar. 

Alhasil, perusahaan perhiasan dan toko emas ini pun optimistis, kontribusi penjualan logam mulia bakal tumbuh hingga tahun depan nanti.

Deny Ong, Chief Financial Officer (CFO) HRTA mengatakan, bisnis perhiasan dari segi volume memang ada penurunan, khususnya di kuartal II-2020. Namun memasuki kuartal III-2020, permintaan di perusahaan sudah mulai membaik, meski belum dapat merinci besarannya.

"Sedangkan yang paling menonjol permintaannya logam mulia, cukup tinggi dibandingkan tahun lalu," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (16/10). 

Baca Juga: Jakarta kembali PSBB, Hartadinata Abadi (HRTA) optimistis penjualan tak terganggu

Produk logam mulia tersebut menyumbang porsi penjualan bagi perusahaan hingga sekarang capai 20%, sedangkan sisanya atau 80% masih diisi oleh perhiasan.

Kontribusi logam mulia menanjak, mengingat perusahaan baru meluncurkannya akhir tahun lalu dan porsinya di sepanjang tahun kemarin tergolong masih mini. 

Menurut Deny dengan kondisi perekonomian saat ini, masyarakat cenderung memilih investasi yang aman berupa emas, hal inilah yang mendorong permintaan produk logam mulia HRTA.

Tren tersebut menurut Deny masih berlanjut hingga tahun depan, sehingga perusahaan memproyeksikan ada pertumbuhan sekitar 20%-25% dari penjualan logam mulia tersebut di tahun 2021. 

Sementara untuk produk perhiasan, belakangan ini jenis perhiasan dengan kadar emas rendah lebih diminati ketimbang yang punya kadar tinggi.

Sebanyak 60%-70% penjualan perhiasan HRTA berasal dari jenis dengan kadar emas rendah, dan dari segi perolehan margin produk ini lebih baik ketimbang perhiasan kadar emas tinggi. 

Berkaca dengan kondisi pasar yang masih cukup baik bagi bisnis logam mulia dan perhiasan, Deny optimistis target yang dicanangkan bakal tercapai.

Baca Juga: Harga emas melambung, Hartadinata (HRTA) kejar target pendapatan Rp 4 triliun di 2020

Sebelumnya manajemen menargetkan pendapatan bersih sebanyak Rp 4 triliun di tahun ini atau baik 23,46% dibandingkan tahun lalu yang senilai Rp 3,24 triliun. 

Adapun sampai dengan semester pertama tahun ini pendapatan bersih HRTA naik 10,73% secara tahunan menjadi Rp 1,96 triliun. Sementara laba bersih perusahaan turun 9,3% secara tahunan menjadi Rp 78,87 miliar.

Selanjutnya: Pefindo tegaskan peringkat idA- Untuk Hartadinata Abadi (HRTA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×