Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan bulan Agustus 2020, realisasi penjualan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencapai 1,08 juta ton atau 95 % dari target yang dipasang tahun ini. Vice President Corporate Secretary Semen Baturaja Basthony Santri mengatakan realisasi penjualan sampai dengan delapan bulan pertama 2020 masih sejalan dengan target yang dipasang emiten pelat merah ini.
Hanya saja, SMBR mengatakan memang ada penurunan permintaan semen di wilayah basis (homebase) SMBR akibat pagebluk Covid-19. “Saat ini realisasi penjualan Semen Baturaja, sesuai dengan kondisi permintaan Wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) yakni turun sebesar 8%. Wilayah Sumatra Selatan turun 10% dan permintaan wilayah Lampung sebesar -13%,” ujar Basthony kepada Kontan.co.id.
Basthony melanjutkan, sampai saat ini Semen Baturaja tetap terus mengirim semen ke wilayah Kalimantan Barat, yang merupakan pasar baru yang dibidik SMBR. Ekspansi ini mampu mendorong target penjualan SMBR sepanjang dua bulan terakhir (Juli dan Agustus), setelah pertama kali melakukan ekspansi penjualan semen ke Pontianak pada bulan Juli 2020 lalu.
“Hingga saat ini Semen Baturaja terus berkomitmen untuk berusaha memenuhi permintaan semen di luar wilayah Sumbagsel lainnya,” sambung dia.
Baca Juga: Industri semen lesu, Semen Baturaja gencar kembangkan produk hilir
Basthony tidak menampik, melihat kondisi pandemi Covid-19 ini membuat berbagai proyek infrastruktur menjadi tertunda. Namun, saat ini Semen Baturaja masih membidik proyek-proyek potensial di wilayah Sumatra Selatan. Potensi proyek infrastruktur di Wilayah Sumatra Selatan masih seputaran Proyek Tol Sumatra, baik ruas utama Palembang-Betung maupun ruas pendukung Palembang-Bengkulu.
Untuk diketahui, SMBR merevisi belanja modal atau capital expenditure (capex) dan menunda pembangunan pabrik anyar tahun ini. Penghuni Indeks Kompas100 ini mengalokasikan belanja modal senilai Rp 65 miliar untuk tahun ini. Jumlah tersebut lebih rendah dari rencana awal capex SMBR, yakni senilai Rp 150 miliar.
Sementara salah satu ekspansi yang ditunda oleh SMBR adalah pembangunan pabrik Baturaja III di Bukit Bulan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Basthony Santri mengatakan, proyek pabrik anyar ini masih dalam tahap finalisasi studi kelayakan (feasibility study). Hal ini dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi terkait kondisi kelebihan pasokan (oversupply), semen, utilisasi pabrik, dan juga dampak pandemi Covid-19 sehingga membutuhkan waktu dan analisis yang lebih mendetail.
Baca Juga: Incar Konsumen Perkotaan, PT Semen Baturaja Tbk Punya Tanah Liat Putih dan Mortar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News