Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Express Trasindo Utama Tbk (TAXI) secara reguler akan menambah minimal 2.000 unit armada baru setiap tahunnya. Kali ini, manajemen melirik sumber pendanaan eksternal sebagai penopang pertumbuhan organiknya.
Seperti yang telah dikabarkan sebelumnya, TAXI melirik emisi obligasi sekitar Rp 750 miliar-Rp 1 triliun. "Bisa juga dengan pinjaman bank, masih kami pertimbangkan mana yang paling baik, imbuh David Santoso, Direktur Keuangan TAXI kepada KONTAN, (24/3).
Memang, penarikan segala instrumen utang memiliki risiko lebih tinggi mengingat suku bunga acuan saat ini berada di level 7,5%. Jika emiten swasta ini tetap menerbitkan obligasi dalam situasi seperti ini, maka emiten harus berani menawarkan kupon tinggi, bahkan hingga double digit.
Tenor yang lebih panjang, sekitar 5 tahun, merupakan strategi yang bisa dilakukan guna menimalisir paparan utang yang lebih besar. Obligasi yang direncanakan manajemen TAXI juga bukan berupa penawaran umum berkelanjutan (PUB).
Sehingga, manajemen harus mencari sumber pendanaan lain andaikan kebutuhan modal ekspansi ternyata mendadak berubah lebih besar dari yang direncanakan dan perolehan hasil obligasi kurang mencukupi.
Sementara, pinjaman bank khususnya pinjaman sindikasi bisa menjadi lebih fleksibel. TAXI bisa memperoleh fasilitas pinjaman maksimal sekian miliar untuk tenor tertentu dan bisa menariknya sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Bunga yang dikenakan juga tidak begitu berbeda dengan kupon obligasi yang ditawarkan.
David menambahkan, sudah ada beberapa pihak perbankan yang mengajukan diri untuk memberikan fasilitas pinjaman kepada TAXI, salah satunya BCA. "Kami pertimbangkan yang paling baik dan mana yang paling secure, kuartal kedua tahun ini baru kami putuskan mana yang dieksekusi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News