kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.917   13,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Selain GOTO, Ini Penyebab Kapitalisasi Pasar IHSG Terkikis


Selasa, 13 Desember 2022 / 18:47 WIB
Selain GOTO, Ini Penyebab Kapitalisasi Pasar IHSG Terkikis
ILUSTRASI. IHSG tercatat melemah selama tujuh hari perdagangan secara berturut-turut sebelum rebound dua hari terakhir.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampak lesu di perdagangan awal Desember 2022. IHSG tercatat melemah selama tujuh hari perdagangan secara berturut-turut, sebelum akhirnya rebound pada perdagangan Senin (12/12) dan Selasa (13/12).

Bersamaan, kapitalisasi pasar IHSG juga turut terkikis. Per akhir November, nilai kapitalisasi pasar IHSG mencapai Rp 9.559,87 triliun. Sedangkan per Selasa (13/12), kapitalisasi pasar IHSG menurun menjadi Rp 9.318 triliun.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat IHSG tertekan dan menyebabkan kapitalisasi pasar tergerus. Pertama, adalah aksi ambil untung alias profit taking beberapa saham dengan kapitalisasi pasar besar (big caps), seperti saham perbankan big four. Aksi ambil untung ini dilakukan oleh investor setelah saham-saham ini mencatatkan kenaikan harga yang cukup signifikan.

“Kalau dilihat beberapa saham perbankan big four mencapai harga tertinggi sepanjang masa alias all time high. Jadi wajar sekali kalau ada profit taking oleh investor,” kata Arjun kepada Kontan.co.id, Selasa (13/12).

Baca Juga: Ada Transaksi Rp 2,3 Triliun Saham Gojek Tokopedia (GOTO) di Harga Rp 327

Kedua, faktor eksternal yakni ekspektasi inflasi Amerika Serikat (AS) yang masih tinggi. Ada kemungkinan besar bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga ke kisaran 5,25% hingga pertengahan tahun 2023. Kondisi ini menyebabkan makin besarnya ketidakpastian dalam pasar saham. Sehingga banyak investor asing mengalihkan dana mereka ke obligasi AS yang tercermin dari penurunan yield obligasi AS dalam sepekan terakhir.

Ketiga, sentimen penurunan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Kata Arjun, emiten ini banyak mengalami masalah, seperti kerugian besar di laporan keuangan hingga sentimen pemutusan hubungan kerja besar-besaran (layoff).

Asal tahu, saham emiten teknologi ini babak belur di zona merah selama 16 hari perdagangan berturut-turut sejak 21 November 2022 sampai 12 Desember 2022. Saham GOTO berhasil memantul 14,94% ke level Rp 100 pada perdagangan Selasa (13/12).

Baca Juga: Didorong Sentimen Global, IHSG Berpotensi Melanjutkan Penguatan Pada Rabu (14/12)

Meski demikian, menurut Arjun, kenaikan yang dialami saham GOTO hanya sementara. Hemat dia, prospek GOTO sampai akhir tahun dan ke depan masih tetap negatif. Tidak ada katalis yang mendorong kenaikan harga saham GOTO.

Penurunan harga saham GOTO sejak akhir bulan juga berdampak besar terhadap penurunan IHSG. Sebab, saham GOTO merupakan saham kapitalisasi besar yang mempunyai bobot yang besar terhadap indeks.

“Jadi, kalau harga saham GOTO naik atau turun secara kencang ini akan ada pengaruh besar terhadap penurunan atau kenaikan IHSG,” ujar Arjun.

Baca Juga: IHSG Melonjak 1,13% Hari Ini (13/12), Asing Jual Bersih GOTO Saat Harga Naik 14,9%

Saham bank besar bisa dilirik

Arjun menilai, saham perbankan masih layak dikoleksi investor setelah mengalami koreksi yang lumayan besar di pekan lalu. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih bagus untuk dibeli. Selain itu, dia juga merekomendasi saham PT PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP),  dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Terawang Arjun, IHSG bisa mengalami rebound ke level sekitar 7.010 sebelum akhir tahun. Kondisi ini akan mendukung window dressing yang biasanya berlaku di dua pekan akhir bulan Desember sebelum akhir tahun.

“Ini juga didukung oleh fundamental yang masih kuat untuk saham big cap terutama saham perbankan top four,” tutup dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×