Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal membuat tim riset perusahaan efek mulai menata ulang asumsi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Terlebih, dalam perdagangan kemarin (4/6), IHSG kembali memerah 0,68% di 5.095,82. Alhasil, secara year to date IHSG sudah ambles 2,51%.
Dengan performa itu, ada tiga sekuritas pelat merah yang memandang negatif atas pergerakan IHSG dengan menurunkan target IHSG hingga akhir tahun. Menyusul Mandiri Sekuritas yang terlebih dahulu merevisi target, Bahana Securities dan BNI Securities menurunkan proyeksi mereka atas performa IHSG.
Bahana semisal, sekuritas BUMN ini merevisi target IHSG dari 5.950 jadi 5.600. Ini karena pertumbuhan laba per saham atau earning per share (EPS) turun.
Kepala Riset Bahana Securities, Harry Su menjelaskan, saat membikin prediksi di akhir tahun lalu, pertumbuhan EPS 14%, namun, berdasarkan kinerja kuartal I hanya 8%. Kondisi ini dialami emiten komoditas seperti perkebunan dan batubara. "Seiring penurunan pertumbuhan EPS, kami turunkan target IHSG," ujar Harry kepada KONTAN, Kamis, (4/6).
Sebelumnya, Mandiri Sekuritas sudah merevisi target IHSG akhir tahun dari 6.350 ke 5.450. Mandiri bahkan akan merevisi lagi target ke bawah yakni hanya 5.000.
Adapun BNI Securities tak secara langsung memangkas target IHSG. Tapi, BNI Securities membuat tiga skenario. Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman menyebut skenario pertama, jika ekonomi tumbuh di atas 5,3%, IHSG naik ke 6.200. Kedua, jika ekonomi hanya 5%-5,2%, IHSG tutup di 5.750. Ketiga, ekonomi tumbuh di bawah 5%, IHSG akan tutup di bawah 5.000 hingga akhir tahun ini.
Para analis sepakat, IHSG bisa kembali bangkit jika proyek infrastruktur pemerintah lancar. Kucuran belanja modal pemerintah bisa jadi angin segar untuk perusahaan. Sebab, hadangan berupa inflasi tinggi tidak bisa dibendung pasar. "Sepanjang Ramadan, IHSG akan fluktuatif karena inflasi meningkat," ujar Norico.
Ada sinyal Bank Sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sudah acap kali menghantam bursa. Tanpa dukungan dari internal, IHSG sulit menguat.
Karena itu, Norico menyarankan, investor berhati-hati memilih trading jangka pendek dan lebih memilih emiten berfundamental bagus. Harry menyarankan pemodal masuk ke sektor defensif dan raihan labanya terjaga seperti konsumer dan telekomunikasi seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News