Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham di sektor teknologi tengah mengalami tren pelemahan. Berdasarkan data statistik Bursa pada Senin (7/10), pergerakan saham teknologi mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar 15,05% secara year to date (ytd).
Analis Kiwoom Sekuritas, Vicky Rosalinda menerangkan penurunan yang terjadi pada sektor teknologi disebabkan oleh kenaikan inflasi dengan suku bunga yang juga tinggi di kisaran 6%-6,25% pada awal tahun 2024. Hal ini membuat pelaku pasar tidak begitu melirik sektor teknologi.
"Dari sisi kinerja keuangan, emiten teknologi juga masih kurang memuaskan," kata Vicky kepada Kontan, Senin (7/10).
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) Usai Investasi Alibaba & Tencent
Namun, Vicky menilai masih ada peluang untuk emiten teknologi mencatatkan kinerja keuangan yang lebih baik di akhir tahun. Ini didorong oleh pemangkasan suku bunga acuan dari Bank Indonesia dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserves (The Fed) yang terjadi beberapa waktu lalu.
Menurutnya, pemangkasan suku bunga tersebut dapat memengaruhi kepercayaan investor untuk kembali pada emiten teknologi. Tak hanya itu, adanya inovasi juga dapat mendorong pertumbuhan emiten.
"Prospek kinerja dan sahamnya ke depan masih ada peluang pemulihan dengan beberapa sentimen positif pendukungnya tersebut," ujarnya.
Analis Riset Mirae Asse Sekuritas, Christopher Rusli melihat bahwa sektor teknologi telah secara konsisten kinerjanya meningkat. Ia juga menilai adanya pemotongan suku bunga acuan dan peningkatan tarif yang terintegrasi melalui kenaikan biaya dapat memberikan manfaat untuk mencapai profitabilitas perusahaan.
"Oleh karena itu, kami mempertahankan peringkat netral untuk sektor ini," ujar Christopher dalam risetnya, Senin (7/10).
Secara rinci, ia menjelaskan bahwa kemitraan yang terjalin antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Alibaba beberapa waktu lalu dapat memperkuat layanan platform GOTO serta menghadirkan inovasi digital. Kemitraan ini juga menandakan komitmen jangka panjang Alibaba untuk menjadi investor GOTO, di mana Alibaba Group memiliki 88,5 miliar saham seri A di GOTO per 31 Agustus 2024.
Kendati begitu, Tokopedia Shop milik GOTO juga kedatangan kompetitor baru dari Youtube, di mana platform tersebut kini meluncurkan program afiliasi belanja di Indonesia bekerja sama dengan Shopee.
"Program ini bagian dari ekspansi YouTube ke dalam perdagangan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan kreator dan memperkuat kolaborasi merek. Rencananya akan diluncurkan untuk Asia Tenggara," jelasnya.
Secara keseluruhan, Christopher menyampaikan bahwa GOTO berusaha mempercepat pertumbuhan di paruh kedua tahun 2024 dengan memanfaatkan produk One Day Services (ODS) yang terjangkau dan menargetkan 150 juta pengguna aplikasi GoPay. GOTO juga berencana memperluas produk pinjamannya, termasuk Buy Now Pay Later (BNPL) dan pembiayaan kendaraan sambil fokus pada pengelolaan biaya yang disiplin.
Sementara BUKA akan akan memprioritaskan segmen dengan tingkat pengambilan yang tinggi, terutama gaming dan meluncurkan produk label pribadi untuk mendorong pertumbuhan pendapatan dengan target margin yang lebih tinggi pada kuartal ketiga tahun 2024.
Christopher merekomendasikan untuk buy saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan target harga masing-masing Rp 80 per saham dan Rp 160 per saham.
Sementara itu, Vicky merekomendasikan untuk trading buy saham GOTO dengan target harga Rp 65-Rp 67 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News