kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor tambang logam punya prospek menjanjikan, simak rekomendasi sahamnya


Rabu, 01 September 2021 / 08:05 WIB
Sektor tambang logam punya prospek menjanjikan, simak rekomendasi sahamnya


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek sektor pertambangan logam diyakini masih punya masa depan yang cerah. Salah satunya terdorong dari produksi baja anti karat (stainless steel) yang meningkat tahun ini.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap menyebut, sektor baja tahan karat merupakan kontributor utama penggunaan nikel pada tahun 2020. Sektor ini berkontribusi sekitar 63% terhadap total penggunaan nikel. Juan memperkirakan, produksi baja nirkarat global dapat meningkat menjadi 55 juta ton atau naik 7,8% secara year-on-year (yoy) pada tahun ini.

Juan menyebut, kenaikan produksi baja nirkarat seiring geliat aktivitas pabrik baja China untuk memenuhi permintaan domestik yang kuat. Kenaikan permintaan terangkat oleh stimulus yang diberikan pemerintah dan melonjaknya harga baja anti karat.

Baca Juga: Prospek Aneka Tambang (ANTM) Terbantu Kenaikan Harga Komoditas

Dari sisi penawaran, persediaan nikel China melemah 73,7% yoy menjadi 22.000 ton di kuartal kedua 2021. Angka ini menjadi persediaan terendah sejak 2018. Alhasil, impor nikel China tercatat meningkat 45,5% yoy di kuartal kedua 2021 menjadi 55.000 ton.

“Dengan demikian, kami memperkirakan adanya peningkatan impor nikel sejalan dengan potensi peningkatan kegiatan industri dan juga rendahnya persediaan bijih nikel di China,” tulis Juan dalam riset, Selasa (31/8).

Berdasarkan  data awal yang dirilis oleh US Geological Survey (USGS), produksi nikel global merosot 4,2% yoy menjadi 2,5 juta ton pada tahun 2020. Indonesia masih mempertahankan posisinya sebagai produsen nikel terbesar dengan produksi 760.000 ton.

Tapi, Indonesia menerapkan larangan ekspor bijih nikel mentah (yang belum diproses) pada tahun 2020 untuk mempromosikan rantai nilai tambah dalam industri nikel. Selain baja anti karat, prospek komoditas logam juga disokong oleh pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Baca Juga: Saham NIkel dan Otomotif Tersengat Lagi Euforia Mobil Listrik

Tahun lalu, penjualan mobil listrik meningkat menjadi 2,3 juta unit dibandingkan angka penjualan tahun 2010 yang hanya 9.800 unit. Penjualan mobil listrik global diproyeksi akan terus meningkat di masa mendatang. Pada tahun 2030 penjualan mobil listrik diperkirakan akan meningkat menjadi 22 juta unit atau melesat 850,9% dibandingkan penjualan tahun 2020.

Mirae Asset Sekuritas menginisasi rating overweight pada sektor pertambangan logam Indonesia. Juan meyakini permintaan nikel masih menjanjikan di masa depan mengingat adanya permintaan yang kuat di sektor baja anti karat, melambatnya pemulihan produksi nikel pada tahun ini, dan potensi kenaikan permintaan  kendaraan listrik.

Mirae Asset memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebagai pilihan utama (top picks) di sektor tambang logam. Emiten pelat merah ini dipilih dengan menimbang adanya margin yang lebih tinggi pada segmen tambang emas seiring tingginya porsi penjualan domestik. Selain itu, ada pula potensi tambahan pendapatan dari proyek smelter Halmahera dan ANTM punya lebih banyak eksposur pada proyek holding baterai listrik nasional.

Juan merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 3.250 per saham dan beli saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan target harga Rp 6.400 per saham. Risiko dari rekomendasi ini antara lain pelemahan harga nikel global dan perubahan regulasi.

Baca Juga: Pendapatan naik di semester I 2021, berikut rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×