kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.197   -17,00   -0,11%
  • IDX 7.098   1,24   0,02%
  • KOMPAS100 1.062   -0,62   -0,06%
  • LQ45 835   -0,27   -0,03%
  • ISSI 215   0,10   0,04%
  • IDX30 427   -0,19   -0,04%
  • IDXHIDIV20 515   1,35   0,26%
  • IDX80 121   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Pendapatan naik di semester I 2021, berikut rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO)


Senin, 09 Agustus 2021 / 13:14 WIB
Pendapatan naik di semester I 2021, berikut rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO)
ILUSTRASI. Pertumbuhan volume penjualan menopang kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di kuartal II/2021.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan nikel yang meningkat menopang kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di kuartal II/2021. INCO mencatatkan pendapatan atau top line yang baik di kuartal II/2021, dengan pertumbuhan sebesar 12,2% secara year on year (yoy), dan sebesar 0,9% secara quarter on quarter (qoq), menjadi US$ 208,4 juta.

Harga jual rata-rata nikel INCO di kuartal II/2021 tercatat sebesar US$ 13.152 per ton. Harga ini naik 40,83% secara yoy, dan turun 5,46% secara qoq.

Menurut analis Samuel Sekurita Dessy Lapagu dalam riset yang dirilis 6 Agustus 2021, walaupun ada pelemahan harga jual rata-rata (ASP) dibanding kuartal sebelumnya, pertumbuhan volume penjualan nikel INCO naik 6,7% secara qoq menjadi 15.845 ton, dari 14.847 ton di kuartal I 2021.

Baca Juga: Simak strategi sejumlah emiten mengatasi kenaikan harga batubara

Di tahun ini, Dessy masih mempertahankan proyeksi penjualan nikel INCO sebanyak 64.400 ton dan bakal naik 23,6% menjadi 79.700 ton di tahun 2022. Ia juga memperkirakan harga nikel di kisaran US$ 18.200 – US$18.800 per ton pada tahun 2022, yang didukung sentimen baterai mobil listrik yang diproyeksikan mendorong optimisme investor terhadap industri nikel.

Saat ini, INCO sudah menandatangani perjanjian kerjasama untuk membentuk joint venture (JV) bersama dengan TSCO dan Xinhai. Nantinya, JV tersebut akan membangun smelter nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah.

Smelter tersebut ditargetkan memproduksi 73.000 ton nikel per tahun, dengan perkiraaan waktu konstruksi selama 36 bulan. Perusahaan patungan ini diharapkan mulai berkontribusi pada tahun 2024.

Dessy melihat risiko investasi INCO saat ini adalah angka produksi yang lebih rendah dari target, dan pelemahan harga nikel global.

Namun, ia merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga Rp 6.700 per saham.

Selanjutnya: Pendapatan dan laba Vale Indonesia (INCO) meningkat di semester pertama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×