Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) diproyeksikan masih menghadapi tantangan. Hal ini karena kondisi sektor semen yang masih oversupply, pelemahan daya beli, serta persaingan ketat menjadi pemberat kinerja perusahaan semen di Indonesia.
Miftahul Khaer, Analis Kiwoom Sekuritas mengatakan, kondisi industri semen yang masih penuh tantangan. Faktor utama adalah permintaan semen yang cenderung lemah, kompetisi harga yang ketat, serta beban energi yang masih tinggi. Oversupply di pasar domestik juga menekan margin, sementara beberapa proyek konstruksi besar masih menunggu realisasi anggaran, sehingga berdampak pada volume distribusi.
Meski begitu, target manajemen SMGR untuk tumbuh 3–4% secara penjualan di 2025 masih cukup bisa dikejar, terutama jika stimulus pemerintah seperti program 3 juta rumah terealisasi dengan cepat di semester kedua. Peran anak usaha dan ekspansi pasar ekspor bisa menjadi penopang tambahan.
“Kami melihat sentimen positif seperti potensi perbaikan suku bunga, rencana belanja infrastruktur jelang akhir tahun, serta pemulihan permintaan sektor properti bisa menjadi pendorong,” ujar Miftahul kepada Kontan, Selasa (8/7).
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Tebar Dividen Rp 96,21 per saham, Catat Jadwalnya!
Adapun, untuk saham SMGR sendiri, saat ini valuasinya relatif moderat dibanding rata-rata historisnya. “Meski begitu dengan kondisi yang ada sampai saat ini kami masih mempertahankan rating wait and untuk sektor semen domestic,” ucap Miftahul.
Aqil Triyadi, Analis Panin Sekuritas mengatakan bahwa Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman menyebutkan program pembangunan 3 juta rumah belum maksimal di tahun 2025 dan akan optimal di tahun 2026. Aqil menilai tahun ini cukup banyak tantangan seperti kebijakan efisiensi anggaran, masa transisi, hingga persiapan izin lahan yang akan digunakan.
Sehingga tahun 2026 menjadi potensi berjalannya program tersebut, dengan serapan anggaran dari kebijakan efisiensi dapat dimaksimalkan untuk program utama Presiden yang tidak hanya tentang MBG, namun program 3 juta rumah yang menjadi janji kampanye pilpres 2024 lalu.
Namun Panin Sekuritas tetap memperkirakan dengan adanya program 3 juta rumah hanya dapat mendorong penjualan semen nasional kisaran 3% YoY.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan sebagian besar pabrik tetap beroperasi dan menjaga utilisasi produksi dengan mengupayakan pasar ekspor. Perlu diketahui, SMGR mengekspor 2,4 juta ton semen pada 1Q25 (+13,8% YoY) ke beberapa negara seperti Bangladesh, Australia, dan Taiwan.
Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas PLTS Enam Kali Lipat, SMGR Dorong Transisi Energi Hijau
Sementara itu, perusahaan semen juga melakukan optimalisasi dan efisiensi operasional untuk tetap menjaga margin. Disamping itu, ASI juga terus menyuarakan untuk diberlakukannya moratorium pembangunan pabrik baru ntuk menjaga stabilitas pasar.
“Merekomendasikan Hold untuk SMGR dengan target price di Rp 2.800,” ujar Aqil dalam risetnya, Rabu (11/6).
Kevin Halim, Analis Maybank Sekuritas Indonesia dalam risetnya 12 Juni mengatakan bahwa aada tanggal 10 Juni 2025, SMGR mengumumkan penutupan sementara pabriknya di Rembang sejak awal Juni, menyusul penutupan akses jalan batu kapur oleh pemerintah desa Tegaldowo, yang mengklaim jalan tersebut sebagai aset desa.
Maybank Sekuritas mencatat bahwa pabrik Rembang telah beroperasi dengan hasil produksi minimal karena permintaan yang lemah, terutama untuk menghindari penurunan nilai dan PHK. SMGR saat ini sedang bekerja sama dengan pemangku kepentingan lokal untuk menyelesaikan masalah akses jalan.
Selain itu, SMGR tengah melakukan diversifikasi ke bisnis non-semen, termasuk bata interlock presisi, pengelolaan limbah, dan agregasi bahan bangunan yang berkontribusi 5% - 7 % dari EBITDA 1Q25. Untuk mempelopori pertumbuhan ini, perusahaan menciptakan posisi Direktur Pengembangan & Strategi Bisnis baru, yang dipimpin oleh Dennis Pratistha.
Bisnis-bisnis baru ini diharapkan mulai memberikan kontribusi secara bertahap dari waktu ke waktu.
“Pertahankan Buy dengan target harga Rp 3.400,” ucap Kevin.
Baca Juga: Semen Indonesia (SMGR) Hadirkan Solusi Teknologi Beton Berpori, Ini Fungsinya
Selanjutnya: Investasi Dapen Sukarela Capai Rp 378,67 Triliun per Mei 2025
Menarik Dibaca: Elementbike Kantongi Lisensi Warner Bros, Siap Rilis Desain Superhero DC Comics
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News