Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinyal perbaikan daya beli belum sepenuhnya muncul. Hal ini disampaikan oleh analis UOB Kay Hian Stevanus Juanda. Berdasarkan pertemuan dengan sejumlah pemain di sektor konsumer dan ritel. Para peritel tidak melihat adanya perbaikan permintaan sepanjang semester II tahun ini.
Pada sektor fast moving consumer goods, volume penjualannya masih lemah. Ada sedikit kenaikan pada kuartal IV jika dibanding kuartal III. "Tapi, kenaikannya tidak kuat," ujarnya dalam riset, Senin (11/12).
Ada sejumlah faktor yang jadi pemicu. Pertama, persaingan yang sangat intens, terutama untuk produk dairy, es krim, dan teh dalam kemasan.
Kedua, kenaikan tarif dasar listrik sebesar 135%. Kenaikan ini menekan daya beli konsumen kelas menengah ke bawah. Tekanan ini terlihat dari turunnya sejumlah penjualan produk, salah satunya mi instan.
Meski demikian, masih ada satu sentimen lagi untuk mengukur apakah daya beli benar-benar bisa pulih atau tidak. "Para retailer menunggu momen natal untuk menyimpulkan apakah ada perbaikan daya beli," imbuh Stevanus.
Kendati masih diselimuti awan mendung, sejumlah saham masih layak dikoleksi. Stevanus masih merekomendasikan buy saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 9.400 per saham. ASII masih tangguh menghadapi persaingan. Target harga ini memiliki potensi kenaikan 11,90% dari posisi harga saham ASII hari ini.
Stevanus juga menyukai saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI). Emiten ini akan memperoleh keuntungan dari ekspansi gerai Starbucks. Dia merekomendasikan buy saham MAPI dengan target harga Rp 7.880 per saham. Potensi kenaikan harga saham MAPI 21,70% dari penutupan harga hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News