Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. International Data Corporation (IDC) mencatat penurunan penjualan telepon pintar atau smartphone di Indonesia pada kuratal III-2017. Meski demikian, analis melihat pendapatan emiten yang menjalankan usaha perdagangan dan distribusi perangkat telekomunikasi tetap tumbuh.
Dimuat KONTAN sebelumnya, IDC mengungkapkan bahwa penjualan telepon pintar di Indonesia pada kuartal III-2017 adalah sebesar 7,2 juta unit. Jumlah ini turun 1,1% year on year (yoy). Dibandingkan kuartal II-2017 penjualan telepon pintar juga turun 8,6%.
Meski demikian, data penjualan telepon seluler dan tablet oleh emiten ritel dengan produk perangkat telekomunikasi menunjukkan hal berbeda. Pada PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) misalnya, Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman mencatat adanya pertumbuhan penjualan.
Dalam catatan Adeline, penjualan dari telepon seluler dan tablet ERAA di kuartal III-2017 tumbuh 6,8% yoy. Secara akumulasi di sembilan bulan pertama 2017, Adeline mencatat ada pertumbuhan penjualan telepon seluler dan tablet sebesar 2,3%. “Memang lemah. Tapi tetap tumbuh, tidak mengalami penurunan atau minus,” ujar Adeline, Senin (27/11).
Begitu pula yang tergambar dari penjualan telepon seluler oleh PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO). Penjualan telepon seluler TRIO meningkat 4.538,28% yoy menjadi Rp 908,45 miliar per September 2017. Pada kinerja emiten sejenis lainnya, penurunan penjualan telepon seluler terlihat pada PT Global Teleshop Tbk (GLOB).
Per September 2017, penjualan telepon seluler GLOB turun 9,20% yoy menjadi Rp 194,47 miliar. Kepala Riset OSO Sekuritas Riska Afriani juga sepakat bahwa pertumbuhan penjualan telepon selular oleh emiten masih cukup baik di kuartal III-2017. Kalaupun ada penurunan penjualan telepon pintar di Indonesia, Riska menilai salah satu pemicunya adalah momentum.
Di kuartal II lalu, ada momentum Ramadhan dan Idul Fitri. Pada saat tersebut, Riska menilai orang akan cenderung untuk belanja lebih besar dibanding kuartal lain. Saat itu pula, penjualan telepon pintar maupun telpon seluler secara umum bisa tergenjot.
"Jika ada penurunan atau sedikit lesu itu wajar. Momentumnya, orang tidak ganti handphone secara berkelanjutan di tiap kuartal," ujar Riska. Faktor lainnya, Riska melihat ada pengaruh dari peluncuran produk baru dari tiap merek telepon seluler. Setiap peluncuran model baru, akan menjadi stimulus untuk pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News