Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan Agustus, indeks sektor manufaktur menguat 1,95%. Padahal pada periode yang sama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,97%.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menjelaskan kenaikan sektor ini karena faktor teknikal sebab sudah waktunya naik. “Selain itu, sektor manufaktur juga sudah oversold, malahan dari data PMI manufaktur juga mengalami penurunan dari level 49,6 ke level 49 dalam sebulan. Bahkan kalau melihat valuasi sektornya secara year to date sedang turun sampai 5,31%,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (2/9).
Sukarno menyatakan valuasi kinerja sektor manufaktur pada bulan ini lumayan jauh dengan valuasinya di sepanjang 2019. PMI manufaktur yang berada di bawah 50 artinya ekonomi masih dalam kondisi kontraksi.
Dalam kurun waktu sebulan ini, Sukarno menjelaskan saham-saham pendorong manufaktur yang fundamental dan bobotnya besar adalah PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofood Indonesia Tbk (INDF).
Sedangkan saham yang memiliki bobot kecil tapi kenaikannya signifikan turut menopang sektor ini, di antaranya PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO), PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII).
Baca Juga: Manufaktur India tumbuh pada level terendah dalam 15 bulan terakhir
Kendati demikian, di antara saham-saham di sektor manufaktur, Sukarno merekomendasikan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan BRPT untuk rekomendasi jangka panjang.
Sedangkan untuk saham penunjang yang punya bobot dan fundamental besar di sektor ini seperti UNVR dan KLBF valuasinya sudah lumayan. Jadi baiknya tunggu koreksi terlebih dahulu.
Begitu juga dengan analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana yang menjelaskan secara teknikal BRPT, KLBF, INDF, dan UNVR masih menarik. “Ada potensi tren sahamnya akan naik lagi,” ujarnya.