kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Saham Melesat Sepanjang Februari, Analis Sarankan Wait and See


Selasa, 01 Maret 2022 / 20:52 WIB
Sejumlah Saham Melesat Sepanjang Februari, Analis Sarankan Wait and See
ILUSTRASI. Pekerja melintas di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU


Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa saham mencetak kenaikan harga yang signifikan sepanjang bulan Februari 2022. Bahkan, penguatannya ada yang mencapai tiga digit. 

Menurut catatan Kontan.co.id, ada 10 saham yang mencatatkan penguatan harga tertinggi sepanjang bulan Februari yaitu PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI), PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk (IATA), dan PT Gozco Plantations Tbk (GZCO). 

Selain itu ada juga PT Fortune Indonesia Tbk (FORU), PT  Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE), PT MNC Studios International Tbk (MSIN), PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), dan PT PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI). 

Apabila dicermati lebih lanjut, terdapat tujuh saham yang kenaikan harganya mencapai tiga digit di bulan Februari lalu. Penguatan harga paling tinggi dicatatkan oleh SUPR hingga 343,59%. Setelahnya disusul PANI yang melesat 218,70%. BCAP juga naik 151,85% sepanjang bulan Februari 2022.

Adapun IATA dan GZCO tercatat meningkat masing-masin 148,61% dan 141,43%. Untuk FORU menguat 127,18%. IPPE mengalami kenaikan harga 117,09% dalam sebulan. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham-Saham dari Sejumlah Analis untuk Perdagangan Rabu (2/3)

Kendati tidak mengalami kenaikan harga hingga tiga digit, saham MSIN, SBMA dan SQMI juga tercatat sebagai top gainers. MSIN terkerek 77,27%. Sementara, SBMA dan SQMI naik masing-masing 76,15%, dan 76%. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo mencermati, penguatan harga saham-saham itu memang didorong oleh sentimen positif. 

Misalnya saja, SUPR yang diakusisi protelindo dan PANI yang akan mengakuisisi perusahaan real estate. Menurutnya, isu akuisisi dianggap baik oleh investor karena diharapkan dapat berpengaruh ke kinerja emitennya.

Kendati begitu, ia memproyeksikan penguatan drastis yang dialami saham-saham itu tidak akan berlanjut di bulan Maret.

"Kami melihat akan cenderung lesu dikarenakan beberapa saham juga sedang masa suspend dan valuasi yang sudah tergolong cukup mahal," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3). 

Apalagi, lanjutnya, beberapa saham juga pergerakan harga sahamnya terakhir mengalami Auto Rejection Bawah (ARB). 

Mempertimbangkan hal di atas, strategi yang bisa diambil investor adalah wait and see terlebih dahulu atau menunggu adanya pola pembalikan dan bisa melakukan buy on weakness. Mengingat, beberapa saham masih dalam penurunan jangka pendeknya.

Adapun ke depannya, saham-saham yang berkaitan dengan komoditas yang berpeluang mencetak kenaikan harga. Saham-saham tersebut akan terpengaruh kenaikan harga komoditas. 

Senada, Daniel Agustinus, Certified Elliott Wave Analyst – Master PT Kanaka Hita Solvera mencermati, saham-sahamnya yang sudah menguat signifikan di bulan Februari ini diproyeksi akan mengalami profit taking dan kembali terkoreksi. 

Ini tidak terlepas dari sentimen global, di mana investor masih  terus mencermati perkembangan krisis geopolitik Ukraina dan Rusia. 

" Apabila tidak ada kesepakatan damai dan perang masih berlanjut, mayoritas investor akan lebih cenderung untuk mengamankan dananya dari asset beresiko seperti saham, dan beralih ke produk safe haven seperti emas, reksadana pasar uang atau obligasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Sabtu (26/2). 

Baca Juga: Melirik Prospek Bank Mega (MEGA) di Tengah Pembagian Saham Bonus

Dus, Daniel cenderung menyarankan investor untuk mencermati saham-saham yang diuntungkan dengan adanya  krisis geopolitik antara Ukraina dan Rusia seperti PT Vale Indonesia Tbk  (INCO), PT PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Elnusa Tbk (ELSA). 

Menurutnya, krisis geopolitik Ukraina dan Rusia akan membuat harga komoditas melonjak. Apabila ketegangan ini berlangsung cukup lama, saham-saham berbasis komoditas akan diuntungkan seiring kenaikan harga komoditasnya.

Adapun INCO disarankan buy on weakness dengan target harga Rp 6.000 per saham, LSIP buy on weakness di harga Rp 1.800 per saham, ELSA buy on weakness di harga Rp 380 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×