Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan keuangan Morgan Stanley Capital Internasional alias MSCI Inc. mengumumkan perubahan komposisi indeks dengan emiten asal Indonesia di dalamnya. PT Gudang Garam TBk (GGRM), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) menjadi saham yang masuk dalam daftar kategori MSCI Small Cap Indexes List.
Analis Henan Putihrai Jono Syafei mengatakan bahwa dengan masuknya saham-saham tersebut ke dalam indeks tersebut maka akan mendapat sentimen positif. Pendorongnya, saham-saham itu akan dijadikan acuan pilihan oleh manajer investasi baik asing maupun lokal ke portofolio reksadananya.
"Sehingga saham-saham tersebut dapat mengalami kenaikan harga dan sahamnya akan lebih likuid diperdagangkan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/11).
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menambahkan, untuk prospek saham-saham yang masuk juga cenderung positif. Seperti BUKA didorong sentimen turunnya inflasi di US membuat The Fed berpeluang menahan untuk menaikkan suku bunga yang selama ini menekan sektor teknologi.
Baca Juga: Laporan Keuangan Dirilis, Ini Pilihan Saham Blue Chip Jelang Window Dressing
"Ini menjadi sentimen positif untuk sektor teknologi di Indonesia yang sempat tertekan karena suku bunga," katanya.
Kemudian saham BUMI juga didorong dari masuknya Grup Salim yang mempunyai ekosistem bisnis yang besar di Indonesia membuat prospek BUMI positif. Selain itu, didukung harga batubara yang masih tinggi walau dua pekan terakhir sedang terjadi koreksi.
Menurut Andhika, prospek GGRM yang cenderung negatif lantaran pemerintah kembali meningkatkan cukai rokok.
"Juga, pergerakan harga sedang dalam fase downtrend," katanya.
Jono juga sepakat, terlebih menilik kinerja GGRM yang juga terus tertekan.
"Karena memang penurunan harga merupakan ekspektasi investor terhadap prospek kinerjanya," katanya.
Sebaliknya, prospek tiga emiten lainnya dinilai positif mengingat terjadi perbaikan kinerja. Contohnya, BUKA yang berhasil membalikkan rugi bersih menjadi laba bersih Rp 3,62 triliun di kuartal III 2022. Lalu, BUMI mencetak pertumbuhan laba bersih 473,8% secara tahunan menjadi US$ 365,5 juta, dan BIPI mencetak pertumbuhan laba bersih 160,84% menjadi US$ 21,71 juta pada semester II 2022.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham dari Emiten Indeks LQ45 yang Telah Laporkan Kinerja Keuangan
Dari pergerakan sahamnya, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengamati saham BIPI dan BUMI menjadi saham yang menarik untuk dicermati. Menurutnya, selama harga saham BIPI masih mampu bergerak di atas Rp 129 sebagai support, nampaknya BIPI berpeluang menguat menguji resistance di Rp 160.
"Untuk saham BUMI selama tidak terkoreksi ke bawah Rp 168 sebagai support, maka kami perkirakan BUMI berpeluang menguji area Rp 200 terlebih dahulu," katanya.
Sementara Andhika merekomendasikan saham BUKA dengan rating buy on weakness dengan support Rp 272 dan target penguatan Rp 400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News