kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejumlah katalis ini diprediksi bakal menggerakkan harga batubara ke depan


Minggu, 15 November 2020 / 19:08 WIB
Sejumlah katalis ini diprediksi bakal menggerakkan harga batubara ke depan
ILUSTRASI. Sejumlah katalis ini diprediksi bakal menggerakkan harga batubara ke depan.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

Sentimen lainnya datang dari dalam negeri. Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menyebut, sentimen ini dipicu oleh Pemerintah melalui Omnibus Law yang baru disahkan.

Perubahan sektor pertambangan batubara adalah diantaranya  rencana pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% untuk komoditas batubara serta royalti 0% untuk perusahaan batubara yang telah melakukan hilirisasi.

Tujuan sebenarnya dari hal ini sebenarnya adalah untuk meningkatkan nilai komoditas, bukan hanya mengekspor batubara mentah, yang akan menguntungkan di masa mendatang dengan meningkatkan penerimaan negara baik dari penerimaan negara bukan pajak maupun pajak .

Baca Juga: Mayoritas kinerja pemainnya tertekan, simak rekomendasi saham emiten batubara berikut

Dalam hal ini, Pemerintah juga membidik investasi asing yang lebih tinggi dalam bentuk kerjasama membangun pabrik atau fasilitas hilirisasi tertentu seperti yang dilakukan oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama dengan Air Products.

Namun hilirasi batubara ini membutuhkan jalan yang cukup panjang. Proyek hilirisasi dipastikan membutuhkan studi kelayakan terlebih dahulu, sementara fasilitasnya tidak terjangkau dan butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun.

“Dengan asumsi tersebut, beberapa perusahaan masih sangat mengandalkan ekspor batubara seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan  PT Harum Energy Tbk (HRUM),” terang Catherina.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hanya beberapa perusahaan yang akan mendapatkan keuntungan dari royalti 0%, sementara banyak perusahaan yang saat ini masih berlomba untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Selanjutnya: IHSG berpotensi melemah esok hari, saham-saham ini bisa dicermati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×