kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sejumlah emiten mampu mencetak profit di tengah pandemi, ini tanggapan analis


Rabu, 24 Maret 2021 / 21:16 WIB
Sejumlah emiten mampu mencetak profit di tengah pandemi, ini tanggapan analis
ILUSTRASI. Investor mengamati pergerakan saham melalui kanal digital di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (27/1).Sejumlah emiten mampu mencetak profit di tengah pandemi, ini tanggapan analis.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Beberapa emiten berkapitalisasi pasar jumbo sudah merilis laporan keuangan tahun 2020. Berdasar catatan Kontan, mayoritas kinerja emiten-emiten itu kurang memuaskan.

Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati mengungkapkan, laporan keuangan emiten-emiten yang cenderung lesu itu sudah ia perkirakan sebelumnya. 

"Untuk laporan keuangan dari emiten tersebut, sesuai dan relate dengan kondisi ekonomi domestik yang masuk ke dalam fase resesi," ujar Ike kepada Kontan.co.id, Rabu (24/3). 

Menurut data Bloomberg, terdapat 24 emiten dalam indeksLQ45 yang sudah merilis laporan keuangannya. Asal tahu saja, LQ45 merupakan indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Baca Juga: IHSG melorot 1,54% pada Rabu (24/3), simak faktor pemicunya

Hasilnya, sebanyak 18 emiten mencetak penurunan pendapatan. Penurunan paling mini dicatatkan  BBTN hingga 1,41% year on year (yoy). Sementara itu penurunan paling dalam dirasakan  PTPP hingga 32,84% yoy.

Di sisi lain, sebanyak 6 emiten masih mencatatkan kenaikan pendapatan. Kenaikan paling tipis dialami UNVR hingga 0,12% yoy, sementara ICBP terkerek paling signifikan hingga 10,27% yoy. 

Dilihat dari sisi bottom line-nya, sebanyak  16 emiten mencetak penurunan laba bersih. Penurunan paling mini dicatatkan INTP hingga 1,58% yoy. Sementara, laba bersih  PTPP melorot paling dalam hingga 84,29% yoy. 

Uniknya, kata Ike, sepanjang tahun 2020 masih didapati emiten yang mampu meningkat dari sisi profitabilitasnya. Menurut data Bloomberg, ada 8 emiten yang masih mencatatkan kenaikan laba bersih. SMGR terkerek hingga 16,73% yoy, sementara  BBTN mengalami kenaikan paling drastis hingga 665,71% yoy. 

"Artinya dengan kondisi ekonomi yang terhimpit, perusahaan dipaksa untuk menemukan inovasi dalam melakukan efisiensi yang lebih efektif dibandingkan kondisi normalnya," imbuh Ike. 

Baca Juga: IHSG berpotensi rebound, dibayangi sentimen ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×