Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten penghuni indeks LQ45 telah melaporkan kinerja keuangan kuartal pertama 2022. Hasilnya, kinerja emiten perbankan dan kinerja emiten berbasis komoditas (energi) mencatatkan kinerja moncer.
Empat emiten perbankan big caps, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kompak mencatatkan pertumbuhan kinerja laba bersih hingga dua digit.
Pertumbuhan laba bersih tertinggi dicatatkan oleh BBNI, di mana laba bersihnya mencapai Rp 4,3 triliun atau tumbuh hingga 84,04%.
Emiten berbasis batubara juga berhasil mencetak kinerja ciamik. Ambil contoh PT United Tractors Tbk (UNTR), membukukan laba bersih senilai Rp 4,32 triliun sepanjang kuartal pertama 2022.
Baca Juga: Laba Emiten LQ45 di Kuartal I 2022 Semakin Tebal
Angka ini melesat 131,51% dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,86 triliun.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) juga berhasil mencetak kinerja mentereng di tiga bulan pertama 2022. ADRO membukukan laba bersih senilai US$ 400,07 juta sepanjang kuartal pertama 2022. Jumlah tersebut melesat 457,6% dari laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 71,74 juta.
Emiten berbasis minyak dan gas (migas) seperti PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) juga berhasil mencetak kinerja apik, dengan mencatatkan pertumbuhan laba bersih dua digit.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan menilai, kinerja kedua PGAS dan AKRA sejalan bahkan melebihi ekspektasi yang dipasang, terutama untuk AKRA.
Tahun ini, kinerja AKRA akan didorong oleh kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik. Sementara untuk PGAS, sentimen datang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang berencana menaikkan harga bahan bakar gas.
“Sebenarnya ini akan berpengaruh ke PGAS, tapi memang kami melihat apabila adanya sentimen tersebut juga tidak terlalu berdampak signifikan,” terang Farras kepada Kontan.co.id, Jumat (13/5).
Baca Juga: IHSG Dibuka Naik Pagi Ini (17/5), Net Sell Asing Rp 76,155 Miliar
Sebelumnya, Direktur Utama Perusahaan Gas Negara, Muhamad Haryo Yunianto mengatakan, dampak kenaikan harga jual akan baik untuk iklim bisnis bahan bakar gas (BBG) dan pemanfaatan diversifikasi energi bagi sektor transportasi.
“Walaupun secara konsolidasi volume gas untuk sektor ini menyumbang angka yang kecil sekitar 0,14% dari keseluruhan distribusi gas nasional melalui PGN,” jelasnya kepada Kontan.co.id.
Sementara itu, emiten barang konsumsi menunjukkan kinerja yang beragam. Emiten berbasis tembakau seperti PT HM Sampoerna Tbk (HSMP) mencatatkan kontraksi kinerja.
Emiten rokok ini mencatat laba bersih sebesar Rp 1,91 triliun pada kuartal pertama 2022, anjlok 26% dibandingkan dengan Rp 2,59 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Senasib sepenanggungan, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) juga mencatatkan kinerja kurang memuaskan pada kuartal pertama 2022. Laba bersih GGRM turun 38,5% menjadi Rp 1,07 triliun di tiga bulan pertama 2022.
Di sisi lain, laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 19,02% menjadi Rp2,02 triliun pada kuartal pertama 2022.
Baca Juga: Emiten Masih Ramai Membagi Dividen, Pertimbangkan Hal Berikut Ini
Analis Trimegah Sekuritas Willinoy Sitorus menilai, kinerja HMSP masih sejalan dengan proyeksi Trimegah, sementara kinerja GGRM berada di bawah perkiraaan. Hal ini kemungkinan besar karena GGRM menargetkan pasar (konsumen) dengan segmentasi kelas bawah.
Sementara itu, kinerja UNTR, PGAS, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencatatkan hasil yang lebih tinggi dari perkiraan Trimegah. UNTR mencetak laba bersih kuartalan tertinggi yang pernah tercatat, yakni sebesar Rp4,3 triliun atau naik 75,5% secara kuartalan.
Hasil ini berada di atas proyeksi Trimegah yang mencerminkan hasil 32% dari proyeksi dan mencerminkan 34% dari proyeksi konsensus.
Farras merekomendasikan buy saham AKRA dan PGAS namun dengan harga yang masih ditinjau ulang (under review).
Sementara itu, sejumlah emiten LQ45 yang direkomendasikan Trimegah Sekuritas yakni buy BBRI dengan target harga Rp 5.600, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp 12.000, dan UNTR dengan target harga Rp 36.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News