kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sejumlah Emiten Ini Telah Catatkan Kenaikan Aset Signifikan, Apa Kata Analis?


Kamis, 24 Maret 2022 / 06:10 WIB
Sejumlah Emiten Ini Telah Catatkan Kenaikan Aset Signifikan, Apa Kata Analis?


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada tahun 2021, beberapa emiten mencatatkan pertumbuhan total aset yang signifikan. Melansir Bloomberg, kenaikan tertinggi terjadi pada PT Bank Jago Tbk (ARTO) dengan kenaikan 462,82%.

Selanjutnya, disusul PT Charnic Capital Tbk (NICK) naik 216,45%; PT IndoInternet Tbk (EDGE) naik 137,66%; PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) naik 128,31%; dan PT Avia Avian Tbk (AVIA) naik 85,22%.

Selanjutnya, ada PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) yang naik 78,94%; PT Saratoga Investama Sedaya Tbk  (SRTG) naik 74,47%; PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) naik 56,68%; PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) naik 52,48%; dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 50,16%. Dari 10 emiten tersebut, mayoritas mencatatkan pertumbuhan ekuitas yang lebih besar.

Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana menilai, secara umum ekuitas bisa naik oleh right issue atau penerbitan saham baru, emiten yang menahan laba dapat dilihat dari porsi retained earning/laba ditahannya.

Baca Juga: Kompak, Harga Saham ANTM & BBCA Memerah di Perdagangan Bursa Rabu (23/3)

Menurutnya, kenaikan ekuitas tersebut menandakan emiten-emiten tersebut profitable dan mampu berekspansi tanpa harus banyak berhutang.

"Ini akan menguntungkan untuk pemegang saham karena nilai buku perusahaannya meningkat," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (23/3).

Senada, analis Kanaka Hita Solvera, Andhika Cipta Labora juga melihat mayoritas emiten-emiten tersebut memilih menahan laba untuk memperkuat sktruktur modalnya sehingga ekuitas mengalami peningkatan.

"Selain itu, emiten-emiten tersebut juga berhasil memangkas liabilitasnya sehingga pertumbuhan total asetnya cukup signifikan pada tahun 2020-2021," sebutnya.

Sebagai informasi, dari 10 emiten tersebut, hanya NICK yang mencatatkan liabilitas lebih besar dibandingkan ekuitas. Walau begitu, liabilitas NICK per 31 Desember 2021 turun 40,69% menjadi Rp 1,02 triliun sementara ekuitasnya naik 220,97% menjadi Rp 314,27 miliar.

Baca Juga: Diuntungkan Tingginya Harga Batubara, Simak Rekomendasi Saham ADRO Berikut Ini

Menurut Andhika, perubahan total liabilitas yang dialami NICK dikarenakan pendapatan sewa diterima dimuka perseroan sudah diakui sebagai pendapatan sewa pada tahun buku 31 Desember 2021.

Menurut analisisnya, kondisi penurunan total liabilitas tersebut adalah wajar sesuai dengan standar akuntansi untuk pencatatan pendapatan secara aktual.

Secara keseluruhan, dia menilai kenaikan ekuitas emiten-emiten tersebut didorong beberapa faktor. Faktor tersebut adalah peningkatan kinerja operasional, peningkatan kinerja portofolio, memilih untuk menahan laba, dan mengurangi dividen yang dibagikan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×