kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Sejumlah emiten indeks LQ45 berhati-hati dalam ekspansi, ini rekomendasi analis


Kamis, 22 Juli 2021 / 20:14 WIB
Sejumlah emiten indeks LQ45 berhati-hati dalam ekspansi, ini rekomendasi analis
ILUSTRASI. Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang menjadi anggota indeks LQ45 terlihat masih menahan laju ekspansinya. Hal tersebut tergambar dari penyerapan belanja modal atawa capital expenditure (capex) perusahaan sepanjang kuartal I-2021.

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) misalnya. Selama tiga bulan pertama 2021 CTRA baru menyerap capex sebesar Rp 200 miliar dari total anggaran sebesar Rp 1 triliun. Direktur Independen PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Tulus Santoso menuturkan realisasi penyerapan capex perusahaan masih jauh di bawah yang direncanakan.  

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang menyerap capex sekitar Rp 300 miliar. Kendati begitu, ia menegaskan anggaran capex belum ada revisi.

"Belum ada revisi karena hanya tertunda saja, timing different," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (22/7).

Walau begitu, Tulus juga bilang pada semester II-2021 akan menggenjot penggunaan capex perusahaan. Ia bilang penggunaan capex di paruh kedua tahun ini juga akan sangat selektif dengan skala prioritas. Adapun rencana penggunaan capex akan diarahkan untuk melanjutkan konstruksi dan beberapa pembebasan lahan.

Hal serupa juga terjadi pada PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Perusahaan ini menyerap capex di kuartal I-2020 sebesar US$ 41 juta. Angka tersebut turun 27% dibandingkan serapan di periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: IHSG melonjak 1,78% ke 6.137 pada Kamis (22/7), asing catat net buy Rp 811,64 miliar

Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira menyebutkan, meski pemulihan ekonomi diperkirakan akan berdampak positif terhadap batubara, Adaro tetap berhati-hati karena masih harus mempertimbangkan faktor ketidakpastian.

"Panduan masih sama dengan awal tahun, belanja modal meliputi pemeliharaan rutin dan capex pertumbuhan," sebutnya.

Sekedar mengingatkan, tahun ini ADRO menganggarkan capex sebesar US$ 200 juta - 300 juta. Proyeksi tersebut naik dibandikan realisasi capex tahun lalu sebesar US$ 169 juta.

Sementara, PT United Tractors Tbk pada kuartal I-2021 telah menyerap belanja modal sebesar Rp Rp 352 miliar dari total anggaran sebesar US$ 290 juta atau setara Rp 4,19 triliun (dengan kurs Rp 14.450) di tahun ini.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan sejauh ini emiten tentu menunggu adanya momentum.

Ia menilai, memang benar bahwa sebelumnya momentum tersebut didapatkan ketika pemulihan ekonomi mulai menemukan momentumnya. Hanya saja, ternyata momentum tersebut tidak bertahan lama akibat kenaikan kasus Covid-19 yang mendorong pemerintah untuk menegakkan kembali PPKM level 4 yang membuat momentum pemulihan ekonomi terluka.

Oleh sebab itu, ia melihat lagi-lagi emiten akan menunggu momen yang tepat untuk kembali melakukan ekspansi. 

"Namun bagi beberapa sektor yang mungkin dampaknya tidak terlalu besar, hal ini akan menjadi pertimbangan bahwa ekspansi dapat tetap dilakukan walaupun kemungkinan dalam kapasitas yang terbatas," jelasnya.

Baca Juga: IHSG melonjak 1,29% ke 6.107 di Kamis (22/7) siang, 3 saham batubara top gainers LQ45

Nico melihat, sejauh ini fundamental emiten-emiten tersebut masih sangat baik dan mampu melewati situasi dan kondisi yang tengah terjadi saat ini. Oleh sebab itu, pihaknya melihat bahwa fundamental perusahaan yang sangat baik inilah yang akan mampu membuat perusahaan tersebut melewati masa masa sulit seperti sekarang ini.

Ia mencontohkan di tengah daya beli yang kembali mengalami penurunan, CTRA dengan strategi yang dilakukan mampu bertahan untuk melewati masa masa sulit seperti sekarang ini. "Hunian di bawah Rp 1 miliar saja di Citraland mampu tumbuh signifikan," jelasnya.

Kemudian untuk UNTR ia melihat ada kemungkinan kembali tertekan di tengah penerapan PPKM level 4 ini. Namun, pihaknya meyakini pemulihan pasti akan terjadi. Selanjutnya untuk ADRO karena kenaikkan harga batubara yang masih memiliki tren kenaikkan, dirinya melihat hal tersebut dapat menjadi katalis tersendiri.

Karenanya, ia masih merekomendasikan untuk buy saham CTRA dengan target harga Rp 1.350, ADRO pada level Rp 1.650, dan UNTR di level Rp 27.400.

Selanjutnya: IHSG melonjak 1% di awal perdagangan Kamis (22/7)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×