Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur seolah menjadi oase penyegar bagi emiten BUMN Karya. Sejumlah emiten kontraktor pelat merah berhasil meraih kontrak baru di proyek prestisius ini.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) misalnya, mencatatkan total kontrak yang diperoleh mencapai Rp 3,48 triiuin di proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Di antara deretan proyek tersebut, WIKA menjadi kontraktor pelaksana pada pembangunan Jalan Tol IKN Segmen KKT Kariangau - SP. Tempadung dan Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Timur.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melalui unit bisnisnya yaitu Infrastructure II Division juga berhasil memenangkan tender untuk mengerjakan pembangunan proyek Jalan Feeder Distrik Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) IKN Nusantara. Nilai paket pekerjaan tersebut sebesar Rp 1,3 triliun.
Tak ketinggalan, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) memperoleh kontrak baru dari IKN sekitar Rp 1,2 triliun. Nilai kontrak tersebut terdiri atas pengerjaan dua proyek konstruksi di IKN, yakni Hunian Pekerja IKN dan Gedung Kemenko Maritim dan Investasi.
Baca Juga: Sejumlah Saham Multifinance Tunjukkan Performa Positif, Menarik untuk Dikoleksi?
Sementara itu, per akhir Juni 2023, PT PP Tbk (PTPP) telah mengantongi total nilai kontrak dari proyek IKN sebesar Rp 4,15 triliun.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Johan Trihantoro menyebut, proyek IKN dapat menjadi peluang bagi emiten BUMN Karya dalam mendapatkan kontrak baru dari pemerintah. Tentunya kontrak ini di luar dari perolehan kontrak pekerjaan dari BUMN dan swasta
Prospek BUMN Karya juga ditopang oleh masih masifnya anggaran infrastruktur. Asal tahu, dalam APBN 2023, pemerintah telah menganggarkan biaya pembangunan infrastruktur tahun depan sebesar Rp 392 triliun, naik 7,75% dibandingkan dengan outlook APBN 2022 sebesar Rp 363,8 triliun.
“Sejumlah peluang masih terbuka seiring dengan komitmen pemerintah yang masih fokus kepada pembangunan infrastruktur yang menjadi salah satu fokus kebijakan pemerintah di tahun 2023,” kata Johan.
Terlebih, menjelang tahun politik 2024, tentunya tahun ini menjadi masa efektif yang berpotensi mendorong realisasi penyerapan APBN dan APBD 2023.
“Sehingga hal tersebut akan meningkatkan belanja pemerintah pusat dan daerah, sehingga berpotensi signifikan pada spending consumption dan spending budgeting,” sambung Johan.
Dengan tumbuhnya kontrak baru tersebut, tentunya ini akan memberikan sisi positif bagi kinerja perusahaan, sehingga cash flow perusahaan BUMN karya akan terjaga.
Baca Juga: Kinerja Emiten Jalan Tol Diprediksi Positif, Ini Kata Analis
Hanya saja, mengingat aktivitas pekerjaan konstruksi memerlukan pendanaan yang cukup besar, hal ini berdampak pada likuiditas dan kinerja keuangan yang kemungkinan akan ditopang oleh adanya utang.
Selain itu, ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian emiten BUMN Karya. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global yang merupakan dampak dari inflasi, kenaikan suku bunga, geopolitik, serta volatilitas komoditas.
Dari deretan emiten BUMN Karya, investor dapat mempertimbangkan saham PTPP, WIKA, dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) untuk masuk dalam portofolio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News